Di Sini Warga Papua Ditempa Menjadi Petambang Freeport

Di Sini Warga Papua Ditempa Menjadi Petambang Freeport

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 29 Jul 2019 11:49 WIB
Foto: Trio Hamdani - detikFinance
Timika - Tambang yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi peluang kerja bagi warga Papua. Sayangnya keterbatasan kemampuan membuat mereka sulit tembus ke perusahaan tambang raksasa ini.

Nah, ada salah satu cara yang mampu memberikan peluang agar warga asli sini bisa ikut menikmati keberadaan tambang Freeport, yaitu Institut Pertambangan Nemangkawi (lPN). IPN ini bisa dibilang sebagai 'gerbang masuk' bagi pemuda Papua yang bercita-cita bekerja di tambang Freeport.

Senior Manager IPN Soleman Faluk menceritakan latar belakang didirikannya IPN memang untuk merekrut tenaga-tenaga asli Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa lembaga ini ada, pertama berangkat dari kehadiran Freeport jadi opportunity, peluang kerja lah untuk masyarakat setempat," kata dia di kawasan IPN, Mimika, Papua, Senin (29/7/2019).


IPN dimulai pada tahun 2003 dengan hanya tiga kejuruan, yaitu Mekanik Alat Berat, Operator, dan Pekerja Tambang Bawah Tanah. Pada tahun pertama, 170 peserta magang terdaftar dalam program-program ini.

IPN sekarang menawarkan program pemagangan untuk 15 kejuruan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan warga Papua agar memiliki kemampuan yang dibutuhkan di tambang Freeport.

"Freeport hadir jadi opportunity tapi perusahaan juga punya syarat, ketentuan. Tidak semua orang bisa begitu saja bergabung di perusahaan. Ada syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon tenaga kerja, syarat pendidikan, syarta kompetensi, skill, dan hal-hal yang lain," jelasnya.



Pendidikan dan pelatihan di sini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat dan memberikan pengembangan. IPN bekerja sama dengan pemerintah pusat, Provinsi Papua, Kabupaten Mimika, masyarakat sekitar, dan perusahaan-perusahaan lain khususnya yang bermitra dengan PTFI.

Warga Papua yang dilatih di sini juga diberikan kesempatan mencicipi pengalaman kerja di berbagai tempat. Tujuannya agar mereka kompeten dan memiliki daya jual sebagai calon karyawan di manapun termasuk Freeport.

Selain skill, ketahanan fisik dan kesehatan juga dites dengan ketat di sini. Pasalnya mereka harus berhadapan dengan lingkungan yang tidak begitu ramah. Tambang Freeport berada di atas ketinggian yang membuat oksigen terbatas. Begitu pula yang bekerja di tambang bawah tanah perlu kesehatan dan fisik prima.

Hingga kini IPN telah melatih lebih dari 4.000 pemagang, di mana mayoritas bekerja di PTFI dan perusahaan-perusahaan mitranya. Sisanya bekerja di perusahaan lain maupun menjadi entrepreneur.


"70 persennya diterima menjadi karyawan di Freeport, maupun perusahaan-perusahaan mitra yang ada. Mayoritas 70% ke PTFI. Sisa 30% ada yang pergi ke tempat lain," sebutnya.

Namun ada juga yang gagal diterima di PTFI setelah melakukan pemagangan di sini. Yang jadi kendala adalah kedisiplinan dari warga setempat.

Di Sini Warga Papua Ditempa Menjadi Petambang Freeport
Senior Manager IPN Soleman Faluk Foto: Trio Hamdani - detikFinance



"Ada juga yang memang gagal dalam program pemagangan karena dunia industri dengan disiplin tinggi, kemudian masyarakat yang hidup santai ini ketika dia harus mengikuti proses transisi, comply dengan apa yang jadi aturan perusahaan tidak mudah juga untuk menyesuaikan diri sehingga ada yang gagal," jelasnya.

Dia menambahkan, pihaknya pun terus memperbaharui sistem pemagangan di sini agar warga Papua lebih banyak yang berpeluang besar bekerja di Freeport.


Di Sini Warga Papua Ditempa Menjadi Petambang Freeport



(toy/zlf)

Hide Ads