Mengenal Masayoshi Son, Orang Terkaya Jepang yang Tadi Ketemu Jokowi

Mengenal Masayoshi Son, Orang Terkaya Jepang yang Tadi Ketemu Jokowi

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 29 Jul 2019 13:14 WIB
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini bertemu Masayoshi Son, CEO Softbank, perusahaan telekomunikasi raksasa asal Jepang. Son datang bersama dengan bos Grab dan Tokopedia, yakni Anthony Tan dan William Tanuwijaya.

Kedatangannya pagi ini bukanlah momen biasa, karena disambut oleh sejumlah pejabat tinggi negara guna membahas investasi Softbank di tanah air. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Padjaitan, Seskab Pramoni Anung, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Wishnutama mendampingi Jokowi menemui pria dengan jumlah harta US$ 25,1 miliar atau sekitar Rp 351 triliun tersebut.

Dengan jumlah harta ratusan triliun rupiah, Masayoshi Son tentu bukanlah orang biasa. Forbes mencatat dia adalah orang terkaya kedua di Jepang dan ke-43 di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang tak kalah menarik, adalah kisah Masayoshi Son mengumpulkan harta sedemikian banyaknya. Son berhasil menaklukkan dunia bisnis Jepang dan Barat, yang telah melatihnya membuat penawaran bisnis dengan rekan-rekan asingnya.

Masayoshi Son Bertemu Jokowi di Istana NegaraMasayoshi Son Bertemu Jokowi di Istana Negara Foto: Rengga Sancaya

Masayoshi Son adalah pria keturunan Korea yang lahir di Jepang. Son lahir di tengah-tengah keluarga imigran Korea yang miskin.

Keluarganya waktu itu pindah ke Jepang bekerja sebagai penambang batu bara. Sementara ayahnya berjualan ikan dan mengurus peternakan babi.

Kakeknya kemudian memutuskan untuk menggunakan nama keluarga Jepang. Namun Son bersikeras tetap memakai nama keluarga Korea yakni Son, ketimbang Yasumoto, nama keluarga Jepang yang dipakai orang tua dan kakeknya.

Karena keputusannya ini, sejak kecil Son harus menghadapi diskriminasi akibat nama belakangnya. Saat itu, memang sedang terjadi krisis hubungan di antara Jepang dan Korea.



Son tidak dianggap sebagai warga Jepang karena dia keturunan Korea. Dia baru diakui setelah menikah dengan istrinya yang asal Jepang, Masami Ohno. Masami langsung mengubah nama belakangnya menjadi Son, dan sejak saat itu, nama tersebut diakui sebagai nama keluarga Jepang.

Kegigihan Son mulai terlihat sejak itu. Saat berusia 16 tahun, Masayoshi Son nekat ingin bertemu Den Fujita, salah satu pengusaha Jepang yang paling terkenal. Fujita adalah pendiri McDonald's Jepang, dan telah menulis buku yang dikagumi oleh Son.

Son berulang kali mengontak asisten Fujita, meminta pertemuan, tetapi permintaannya diabaikan. Son akhirnya nekat memesan tiket ke Tokyo dan langsung menemui Fujita di kantornya.

Singkat cerita, Son kemudian terbang ke Amerika Serikat (AS) dan menunjukkan ambisi wirausahanya. Dia mengimpor konsol game Pac Man dan Space Invaders ke AS dari Jepang, kemudian menyewakannya ke bar dan restoran lokal dengan basis keuntungan bagi hasil.

Son dengan berani untuk mewujudkan salah satu ide bisnisnya, yaitu dengan membuat kamus elektronik seukuran kalkulator yang dapat menerjemahkan delapan bahasa.

Masayoshi SonMasayoshi Son Foto: Getty Images

Pada tahun 1981, ia kembali ke Jepang dan mendirikan Softbank dengan hanya dua orang pekerja yang bekerja paruh waktu di sebuah kantor kecil. Softbank adalah distributor perangkat lunak pada saat itu, menjual perangkat lunak paket kepada klien Jepang.

Dalam setahun, Softbank sudah melakukan diversifikasi. Softbank memasuki bisnis penerbitan, meluncurkan dua majalah bulanan tentang PC dan perangkat lunak.

Pada akhir 80-an, Softbank telah menciptakan sistem yang memungkinkan orang di seluruh Jepang memilih operator telepon dengan tarif terendah untuk panggilan domestik dan jarak jauh yang sangat populer.


Namun langkah yang membuat Softbank menjadi terkenal adalah investasinya di Yahoo. Softbank menjadi pemegang saham utama di Yahoo, dan mendirikan Yahoo Jepang. Son menginvestasikan dananya sebanyak US$ 374 juta di Yahoo antara 1995 dan 1998, dan pada puncaknya, investasinya telah menghasilkan keuntungan 50 kali lipat.

Pada akhir tahun 90-an, Son telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi, termasuk Kozmo.com, More.com, SportsBrain, dan bahkan Webvan.

Kekayaan bersih Son melambung tinggi. Tapi masalah kemudian terjadi saat adanya dot-com buble di tahun 2000. Sebelum peristiwa itu, dia memiliki kekayaan bersih US$ 78 miliar, hingga akhirnya kehilangan US$ 70 miliar dalam semalam.

Tapi pukulan telak itu bukan jadi penghalang Son untuk tetap berusaha. Dia berusaha membangun kembali bisjisnya, kali ini dengan menciptakan bisnis yang membawa layanan broadband ke Jepang. Jeniusnya dia, di saat Alibaba milik Jack Ma baru berusia setahun, dia sudah menginvestasikan US$ 30 juta dalam startup China tersebut.

Alibaba, tentu saja, akhirnya menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia, dan saham Softbank kini telah berkembang menjadi US$ 130 miliar, dengan laba yang sudah beratus kali lipat dari investasi awalnya.

Berbekal imbal balik Alibaba, Softbank kini melipatgandakan upayanya dalam berinvestasi di startup di seluruh dunia, termasuk Grab dan Tokopedia.



Mengenal Masayoshi Son, Orang Terkaya Jepang yang Tadi Ketemu Jokowi



(eds/ang)

Hide Ads