Perusahaan menargetkan masuk bursa pada Agustus 2019 melalui IPO. Pengembang properti itu akan memanfaatkan mayoritas dana IPO untuk modal kerja pembangunan proyek apartemen.
"Sebanyak 20% dana hasil IPO untuk pembayaran utang kami ke bank, sedangkan 80% untuk modal kerja," ujar Direktur Utama Bhakti Agung Propertindo, Agung Hadi Tjahjanto dalam keterangan tertulis, Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhakti Agung berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan Agustus 2019. Guna memuluskan proses melantai di bursa, Bhakti Agung menunjuk MNC Sekuritas sebagai penjamin emisi pelaksana efek.
Saat ini, perusahaan tengah menggarap proyek Green Cleosa Apartment and Condotel. Proyek yang berdiri di Ciledug, Kota Tangerang tersebut mencakup dua menara, yakni tahap pertama, Tower Berosa dan STIKES. Lalu, tahap kedua, Tower Arcleo dan kondominium hotel (kondotel).
"Gedung STIKES memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi," ujarnya.
Sementara Green Cleosa merupakan apartemen pertama di pusat bisnis Kota Tangerang yang berlokasi strategis dekat dengan pusat perbelanjaan dan transportasi umum. Permintaan apartemen di kawasan itu dinilai masih cukup tinggi dimana hal itu dapat terlihat dari penjualan menara pertama Cleosa yang sudah mencapai separuh dari total unit yang ditawarkan.
"Penjualan kami sudah mencapai 50% untuk menara pertama yang berkapasitas 600 unit," tuturnya.
Proyek Green Cleosa tahap pertama kini memasuki penutupan atap (topping off). Pembangunan tahap pertama ditargetkan selesai pada 2020 dan segera diserahterimakan kepada konsumen. Tipe yang tersedia di Green Cleosa mencakup studio, 1 bed room, 2 bed room, dan penthouse/3 bed room.
(das/zlf)