Para tamu negara itu pun berkomitmen untuk berinvestasi dalam jumlah jumbo di tanah air. Mulai dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan delegasi berinvestasi sebesar US$ 9,6 miliar atau setara Rp 136 triliun.
Belum lama ini, kata Sri Mulyani, juga ada CEO Softbank yang menanamkan dana US$ 3 miliar atau setara Rp 42 triliun melalui Grab Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani bilang, pertumbuhan investasi sepanjang Januari-Juni 2018 pun dikarenakan arah kebijakan pemerintah secara fiskal dan moneter sejalan satu arah. Sehingga, hal tersebut membuat tingkat kepercayaan investor lebih baik.
Bahkan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun berharap kucuran insentif fiskal diberbagai sektor mampu memicu kinerja investasi di semester II-2019.
"Kita harapkan FDI dan PMA akan tumbuh, kemarin sempat kontraksi karena ketidakpastian di seluruh emerging country, sekarang terjadi pengembalian" ungkap dia.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan adanya pertumbuhan realisasi investasi yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Sepanjang Januari-Juni atau semester I-2019, realisasi investasi tumbuh sebesar 9,4%, dari Rp 361,6 triliun menjadi Rp 395,6 triliun.
Jika dirincikan, total investasi terdiri atas realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 182,8 triliun atau naik 16,4%, dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 212,8 triliun atau naik 4,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
(hek/fdl)