Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keperkasaan rupiah terhadap dolar AS dikarenakan keberhasilan bank sentral Indonesia menjaga defisit transaksi berjalan (CAD) dan banyaknya investasi masuk ke tanah air.
"Nilai tukar terjaga stabil, year to date mengalami apresiasi atau penguatan 2,64% dan nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat," kata Perry di gedung BI, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Rp 121 triliun ke SBN, dan Rp 72,1 triliun ke saham," ujar dia.
Selain itu, Perry juga mengungkapkan bahwa sejumlah indikator perekonomian nasional juga terjaga dan stabil. Seperti inflasi yang sebesar 3,2% atau masih dalam batas target.
BI juga akan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional dengan beberapa kebijakan sektor moneter. Seperti giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 bps pada Juni 2019 dan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan ini. Sebelumnya juga bank sentral menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75%.
"Ke depan kami melihat bahwa ruang masih terbuka untuk kebijakan moneter yang akomodatif," ungkap dia.
Baca juga: Naik 78 Poin, IHSG Melesat ke Level 6.376 |
(hek/fdl)