Ekonom Permata Bank, Josua Pardede mengungkapkan penurunan laju inflasi Juli didorong dengan landainya inflasi kelompok harga bergejolak seiring dengan kembali normalnya permintaan komoditas pangan paska berakhirnya faktor musiman Idul Fitri.
Josua memperkirakan inflasi tetap terkendali di kisaran 0,27% lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 0,55%. "Untuk inflasi tahunan per bulan Juli diperkirakan melandai ke 3,27% year on year dari bulan sebelumnya 3,28% yoy," kata Josua dalam keterangannya, Kamis (1/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI Catat Rupiah Menguat 2,46% |
Dia mengungkapkan beberapa harga komoditas pangan yang cenderung turun antara lain bawang merah -10,3% month on month, bawang putih -9,2% MoM, daging sapi -1,8% MoM dan daging ayam -1,0% MoM meskipun terdapat beberapa komoditas pangan yang cenderung naik antara lain beras +0,4% MoM, cabai rawit +37% MoM dan cabai merah +8,7% MoM.
Sementara itu, pendorong inflasi didorong oleh kelompok pendidikan seiring masuk tahun ajaran baru sekolah pendidikan dasar dan menengah sedemikian sehingga mendorong inflasi kelompok inti yang diperkirakan tercatat 3,17%YoY. Selain kenaikan itu, tren kenaikan harga emas juga mendorong berkontribusi pada inflasi komponen inti.
"Ke depannya, inflasi diperkirakan cenderung akan stabil di target inflasi BI yakni di kisaran 3,5Β±1% mempertimbangkan komitmen pemerintah untuk terus berkoordinasi mengendalikan inflasi di tingkat nasional dan tingkat daerah secara khusus pengendalian harga pangan," kata Josua.
Direktur Riset CORE, Piter Abdullah memprediksi angka inflasi Juli 2019 akan turun ke level 0,23% hingga 0,28% month on month. "Secara year to date inflasi diprediksi akan berada pada level 2,19% dan secara year on year 3,17%. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga beras dan cabai merah keriting," ujarnya.
Menurut dia, namun inflasi Juli masih diimbangi dengan penurunan harga seperti daging ayam, telur, bawang putih dan bawang merah.
(kil/zlf)