Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, 30% perekonomian Indonesia terimbas dari padamnya listrik tersebut. Pasalnya, 55% pusat perekonomian Indonesia ditopang pulau Jawa.
"Karena ini yang terkena Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta. Tapi kan pusat-pusat produksi utamanya kan ada di Jawa, kalau kita lihat 55% perekonomian kita ada di Jawa. Boleh dikatakan 3/4 pulau Jawa terkena dampak listrik kemarin. Ya sekitar 30% dari perekonomian kita, terdampak dari apa yang terjadi semalam," terang Piter ketika dihubungi detikFinance, Senin (5/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, PLN menghitung potensi kerugian mencapai Rp 90 miliar akibat padamnya listrik secara massal di sebagian Pulau Jawa kemarin. Namun, Piter mengatakan kerugiannya lebih besar dari perkiraan tersebut.
"Kerugian jauh lebih besar dari itu. Mungkin itu kerugian yang terhitung oleh PLN. Kerugian yang dialami masyarakat, individu, warung-warung yang tak bisa buka, ya contohnya saudara saya dia buka usaha futsal, semalaman dia tak bisa beroperasi itu. Kan nilainya kecil-kecil, tapi banyak sekali. Itu jumlahnya jauh lebih besar daripada yang disampaikan oleh PLN," papar dia.
Selain itu, Piter mengatakan, dunia investasi pun berpotensi terdampak. Pasalnya, dengan adanya kejadian padam listrik secara massal yang mempengaruhi kegiatan usaha, maka kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia dapat turun.
"Masih ada beberapa daerah yang belum menyala, seperti di Bogor juga, artinya ini tidak selesai saat ini, jadi berkepanjangan dan dampaknya lebih luas lagi. Dampak berikutnya yang harus diperhitungkan juga adalah confidence dari investor, keyakinan investor untuk melakukan investasi di Indonesia. Persoalan listrik selama ini sudah menjadi faktor penghambat dari investasi kita," jelas Piter.
"Listrik di Indonesia itu kan mahal dan tidak reliable itu yang menjadi faktor penghambat investasi. Sehingga dengan ada kejadian ini memperburuk tingkat kepercayaan itu. Sudah tidak percaya makin tidak percaya. Sehingga apa yang menjadi visi dari Pak Jokowi yaitu memacu investasi bisa terkendala, bisa tidak tercapai," tambahnya.
Untuk itu, Piter mengatakan PLN perlu menindaklanjuti kejadian ini dengan serius karena sangat merugikan masyarakat.
"Ini persoalan serius dan harus benar-benar diselesaikan secara serius. Dan harus ada yang bertanggung jawab di sini. Karena masyarakat dirugikan. Kalau di luar negeri masyarakat bisa melakukan gugatan kepada PLN karena mereka dirugikan," tandas Piter.
(ara/ara)