"Tahun 2019, kami targetkan minimal 45 juta ton ekspor pertanian," ujar Amran, di sela-sela kegiatan pelepasan ekspor di Lapangan CDC Banda Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (6/8/2019).
Adapun strateginya, lanjut Amran, kita akan terus mendorong petani milenial agar bangkit untuk melakukan ekspor. Selain itu, dengan melakukan pemetaan beberapa komoditas ekpor komoditas pertanian di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amran, sistem online dilakukan untuk mencegah penolakan di negara tujuan. Ia menekankan agar jangan sampai terjadi barang sudah berada di tengah perjalanan, namun ditolak oleh negara tujuan.
"Kita ada e-certificate, jadi langsung ke negara tujuan. Kita hari ini, nanti dilepas ekspornya, kita sudah tahu bahwa negara tujuan menerima. Bisa bayangkan kalau eksportir mengirim barang di tengah laut, tiba-tiba ada berita ditolak. Jangan sampai terjadi," ujarnya.
Oleh karena itu, terobosan lainnya yang dilakukan Kementan adalah melakuka inspeksi langsung ke gudang-gudang produk para eksportir. Hal itu dilakukan untuk memastikan produk yang akan diekspor sesuai dengan standar negara tujuan.
"Kita ada yang namanya in line inspeksion, langsung ke gudang-gudang mereka (eksportir), ke tempat produksi, ini kami lakukan. Jadi bukan menunggu bola, tapi harus kejar mereka. Kemudian tidak boleh ada pungli, haram ada pungli di Kementan," ujar Amran.
Amran menambahkan, dengan demikian, semua kualifikasi dan yang disyaratkan oleh negara tujuan, kita sudah tahu. Kemudian kita kirim melalui sistem online e-certificate dan diterima oleh negara tujuan, sehingga tidak akan ada penolakan.
"Sekarang sudah ada 4 negara yang bekerja sama dengan sistem online, yakni Australia, New Zealand, Vietnam dan Belanda. Kami minta nanti seluruh negara di dunia lakukan sistem online ini, sehingga eksportir ini semakin bergairah. Bisa dibayangkan hasilnya, kita lakukan revolusi mental di sektor ekspor ini, hasilnya investasi naik 110β , ekspornya naik 100β ," ujar Amran
Menurut Amran, total kenaikan ekspor rata-rata 2,4 juta ton per tahun dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton. Tahun 2013, total ekspor hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 mencatat nilai tertinggi yakni 42,5 juta.
"Kita ada lompatan luar biasa, 2,4 juta ton itu tidak gampang. Itu hanya kenaikan, coba cek kalau kita average, selama 70 tahun rata-rata hanya 300 ribu ton ekspor per tahun,. Tapi saya yakin ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya.
"Ke depan kita akan melakukan akselerasi, jadi sitem yang sudah kita bangun kita akan lakukan percepatan. Kami yakin dengan sistem yang kita bangun sekarang Indonesia bisa berkompetisi dengan negara lain," pungkasnya.
(idr/hns)