JK: Rupiah Tidak ke Mana-mana, Kecuali Bunga di AS Tinggi

JK: Rupiah Tidak ke Mana-mana, Kecuali Bunga di AS Tinggi

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 07 Agu 2019 16:06 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta kepada seluruh perbankan agar tidak mengkhawatirkan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Ditegaskan JK, rupiah ada pengaruhnya dengan The Fed.

Sebab, kebijakan moneter bank sentral AS ini hanya membawa pergi dolar yang selama ini ditanam di tanah air. Menurut JK, yang perlu dikhawatirkan adalah jika rupiahnya pun ikut terbang meninggalkan Indonesia.

"Ini sering kesalahan perbankan, selalu menghubungkan The Fed, segala macam. Tidak ada hubungannya The Fed dengan Indonesia, karena rupiah tidak ke mana-mana. Kecuali kalau tinggi bunga di AS, rupiah lari ke AS, baru itu masalah," kata JK saat membuka acara Mandiri Beyond Wealth di Ritz Carlton PP, Jakarta, Rabu (7/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, bunga yang tinggi tak serta merta akan membuat ekonomi suatu negara akan lebih baik. Bunga tinggi disebut bakal sulit mengkerek investasi sebagai sumber laju pertumbuhan ekonomi.

"Ujung pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Jadi jangan dihubungkan dengan itu (the Fed)," katanya.



Kekeliruan ini kata JK menjadi salah satu penyebab utama Indonesia mengalami krisis keuangan pada tahun 1998 yang silam. Penyebab utamanya adalah kesalahan sistem yang diterapkan oleh perbankan.

JK menceritakan, kesalahan sistem perbankan sehingga terjadi krisis adalah karena mengaitkan inflasi dengan bunga.

"Salah satu kesalahan utama yang terjadi kenapa kita krisis tahun 98, karena kita mengaitkan inflasi dengan bunga," kata JK.

Menurut JK, inflasi pada saat krisis meningkat signifikan sehingga berdampak pada kenaikan suku bunga pinjaman. Akhirnya, ekonomi nasional pun terguncang.

Seharusnya, yang perlu ditingkatkan pada saat itu adalah investasi. Salah satunya adalah dengan menerapkan suku bunga yang rendah.




(toy/eds)

Hide Ads