Defisit ini melebar dari kuartal sebelumnya US$ 7 miliar atau 2,6% dari PDB maupun kuartal yang sama tahun lalu US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menjelaskan pelebaran ini terjadi karena faktor musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BI juga mencatat neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II 2019 mencatatkan US$ 1,9 miliar. Angka ini turun dibanding sebelumnya US$ 2,4 miliar.
Onny menambahkan, jika diakumulasikan periode Januari-Juni 2019, neraca pembayaran mengalami surplus US$ 400 juta.
"Perkembangan tersebut ditopang surplus neraca transaksi modal dan finansial yang tinggi, serta CAD yang terkendali dalam batas aman yaitu 2,8% dari PDB," katanya.
Kemudian untuk transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2019 mencatatkan surplus US$ 11 miliar, angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus US$ 10,1 miliar.
"Dengan perkembangan tersebut, surplus transaksi modal dan finansial sampai dengan semester I 2019 tercatat US$ 17 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada semester I tahun sebelumnya sebesar US$ 5,3 miliar," tambahnya.
(eds/eds)