Rosan mendorong agar anak muda tidak takut untuk memulai usaha berbasis digital. Dia mencontohkan perusahaan bernilai besar saat ini merupakan perusahaan e-commerce.
"Anak muda saya yakin lebih kreatif, bergeraklah. Kalau mau dimulailah dari sekarang, saya meyakini digital economic jadi primadona, kalau dulu perusahaan besar bergerak di minyak industri mobil, sekarang apa? Amazon, Alibaba, Google," kata Rosan di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (10/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal modal kalau dulu minjem ke bank, ditanya jaminannya apa, track record perusahaanmu apa, experience-nya apa, sekarang mudah. Sekarang, yang penting ide perusahaanmu seperti apa," kata Rosan.
Rosan juga bercerita kini perusahaan-perusahaan besar tidak takut untuk rugi. Bahkan dia mengatakan unicorn Indonesia justru financialnya masih rugi, namun investor tetap ada yang mau membantunya.
"Sekarang berubah dulu perusahaan rugi nilainya turun, sekarang perusahaan rugi tapi nilainya makin tinggi. Contoh ada Gojek, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, nilainya besar mereka. Nilainya besar mereka, financingnya? Masih rugi sampai sekarang," tutur Rosan.
Rosan menambahkan potensi alur investasi masuk ke Indonesia cukup besar. Pada Januari saja, US$1,2 miliar investasi dari luar wilayah Asia, 77% masuk Indonesia.
"Investasi dari luar wilayah ke Asia 77% itu masuk ke Indonesia. Januari saja US$1,2 billion, 77% masuknya ke Indonesia," kata Rosan.
(hns/hns)