Keran Impor Daging Ayam Brasil Dibuka Lagi, JK: Silakan Saja

Keran Impor Daging Ayam Brasil Dibuka Lagi, JK: Silakan Saja

Muhammad Fida Ul Haq - detikFinance
Selasa, 13 Agu 2019 16:55 WIB
Foto: Wapres Jusuf Kalla (Noval Dhwinuari Antony/detikcom)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak mempermasalahkan dibuka kembali impor daging ayam dari Brasil. JK menyebut Indonesia harus mematuhi keputusan World Trade Organization (WTO) terhadap gugatan Brasil.

"Jadi karena di WTO kita kalah, diizinkan juga belum tentu kita mau (impor). Jangan lupa. Silakan saja. Kalau kita tidak mau, mau apa? Ini kan perdagangan bebas," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Selasa (13/8/2019).

JK mengatakan tetap ada cara untuk menyiasati dibukanya kembali keran impor, yaitu dengan penerapan non tariff barrier atau perlindungan non tarif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa kadang-kadang tidak bisa dilarang secara aturan, bisa dikurangi dengan kebijakan non tarif. Non tarif barrier. Jadi kualitasnya, kebersihannya," jelas JK.


Indonesia akan membuka kesempatan impor daging ayam dari Brasil. Kebijakan ini diambil untuk menyelesaikan sengketa dagang yang diadukan Brasil ke World Trade Organization (WTO).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kesempatan impor harus dibuka. Indonesia akan salah jika masih melarang impor daging dari Brasil.

"Intinya impor ke sini, itu harus ada karena tidak mungkin kita menyatakan tidak bisa, kalau kita melarang, melanggar ketetapan WTO, ya kita pasti salah," jelas Enggartiasto usai rapat di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Selain itu jika Indonesia masih menutup impor daging ayam dari Brasil, negara tersebut bisa saja menyerang balik ekspor Indonesia, dan langkah ini juga akan diikuti negara-negara lain. Yang jelas, keran impor hanya dibuka jika ada permintaan dari dalam negeri.


Importir juga diberi kesempatan mengimpor daging ayam dari Brasil.

"Kita juga harus lihat kalau misalkan ada permintaan dalam negeri atau tidak, tapi kita buka kalau ada yang mau minta silakan saja. Kalau tidak (membuka kesempatan impor), ya mereka punya hak melakukan retaliasi dengan berbagai produk yang sama atau produk lainnya, dan 19 negara lainnya akan ikut serta," kata pria yang akrab disapa Enggar itu.


(fdu/hns)

Hide Ads