Hal tersebut disampaikannya dalam pidato di acara Indonesianisme Summit 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Awalnya Luhut menyampaikan kabar bahwa Kemenko Maritim telah mengirimkan 20 orang perwakilannya untuk belajar metodologi mengenai teknologi yang digunakan di China dan belum ada di Indonesia.
"Kita lihat memang China sangat maju. Ada 20 anak-anak muda kita belajar metodologi ke China untuk pelajari yang kita belum punya," kata Luhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang mereka (China) tidak menjajah kita, biarin saja. Ilmu itu ke mana saja kita cari. Jadi kita jangan juga sempit berpikir bahwa ini China. Ya kalau kita bodoh ya kita ditipu oleh dia. Tapi kalau tahu apa yang boleh dan tidak dilakukan, ya tidaklah. Amerika pun sama," kata Luhut.
Luhut mengaku kagum dengan perkembangan teknologi di negara China. Hal itu dirasakannya saat mengunjungi kawasan industri di China beberapa waktu lalu, di mana segala sesuatu dilakukan dengan efisien melalui automasi.
"Kami ke china, 9 industri kami kunjungi. Hampir nggak lihat manusia. Semua robotik, otomatis. Dan semua punya research center. Mereka sangat disiplin, fokus dan sangat cepat. Ini yang akan kita tantang," kata Luhut.
"Kalau kita masih asik berkelahi, tidak melihat suatu loncatan teknologi tadi, kita tidak bisa bersosialisasi dan menyerap itu, kita akan ketinggalan," tambahnya.
Baca juga: Sri Mulyani Pantau Potensi Perang Mata Uang |
(eds/fdl)