BTN Berburu Modal Rp 3 T dan US$ 250 Juta Demi Sejuta Rumah

BTN Berburu Modal Rp 3 T dan US$ 250 Juta Demi Sejuta Rumah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 19 Agu 2019 17:10 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berencana menerbitkan surat utang subordinasi. Tujuannya untuk mengantisipasi penurunan rasio permodalan sehingga BTN masih bisa berekspansi untuk penyediaan program pemerintah 1 juta rumah.

Direktur BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, ada dua aksi pengunpulan dana yang akan dilakukan perusahaan tahun ini. Pertama BTN akan melakukan pinjaman bilateral yang nilainya mencapai Rp 3 triliun.

"Mengenai aksi korporasi sub debt-nya kita bagi dua. Untuk yang rupiah yang formatnya pinjaman bilateral dengan salah satu institusi milik negara. Ini masih dalam pembicaraan nilainya Rp 3 triliun. Kita harapkan selesai sebelum akhir Desember 2019," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (19/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk aksi kedua adalah penerbitan surat utang global subordinasi. Nilainya diperkirakan mencapai US$ 200-250 juta.

Perusahaan akan menggandeng lebih dari satu under writer untuk penerbitan global bond tersebut. Rencananya akan diterbitkan baik itu di Asia, Eropa maupun Amerika.

Nixon menjelaskan, BTN melakukan dua usaha untuk penghimpunan dana itu untuk mengantisipasi imbas dari penerapan pedoman standar akutansi keuangan (PSAK) 71 yang berlaku pada Januari 2020.

Metode yang baru itu akan menggerus rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR). Sebab perbankan diwajibkan untuk menyiapkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sejak memberikan kredit. Berbeda dengan sebelumnya, CKPN baru disediakan jika ada keterlambatan pembayaran.

"Kekurangan CKPN akan dibebankan di laba di tahan tahun depan. Nah untuk mengganjal CAR kita akan terbitkan subdebt tadi. Sehingga tahun depan CAR-nya tida turun," ujarnya.


Dengan tambahan CAR tersebut, menurut Nixon, BTN akan kembali leluasa untuk menggenjot bisnisnya dalam rangka penyediaan pembiayaan perumahan. Dia memperkirakan CAR tahun depan akan meningkat 19%.

"Sehingga kita bisa support ekspansi 1 juta rumah milik pemerintah. Ini yang kita jaga," tutupnya.


(kil/dna)

Hide Ads