Untuk melaksanakannya, pemerintah perlu mendahulukan kesiapan lahan yang akan dilakukan groundbreaking.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil mengatakan, lahan yang diperlukan untuk groundbreaking ini luasnya sekitar 2.000-3.000 hektare (Ha).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlu diketahui, berdasarkan dokumen perencanaan Bappenas, kebutuhan lahan untuk ibu kota baru ini diprediksi dalam dua skenario. Skenario pertama yakni dengan kebutuhan lahan 40.000 Ha yang mampu menampung 1.500.000 aparatur sipil negara (ASN). Skenario kedua yakni dengan luas 30.000 Ha yang dapat menampung 870.000 ASN.
Dari kedua skenario tersebut, nantinya 5% dari lahan ibu kota baru akan dibangun untuk pusat pemerintahan, 15% untuk pusat perekonomian, 20% untuk sirkulasi dan infrastruktur, 40% untuk permukiman, dan 20% untuk ruang terbuka hijau (RTH).
Namun, pemerintah akan tetap mengantisipasi ketersediaan lahan sebagai tambahan untuk perkembangan ibu kota baru yang akan menyandang konsep Forest City tersebut.
(zlf/zlf)