Founder Bhineka Insitute, Arya Sinulingga mengatakan sekitar 50% penduduk Indonesia menggantungkan nasib pada Jakarta sehingga bebannya sudah sangat berat.
"Makin cepat makin baik. Karena beban Jabodetabek besar banget. Manusia di Jakarta malam sama siang beda, ada perpindahan orang masuk Jakarta," kata Arya dalam acara polemik Sindo Trijaya di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan jumlah penduduk yang banyak, Arya menilai hal itu membuat Jakarta menjadi akrab dengan kemacetan. Dari kemacetan timbul juga polusi udara.
"Daya dukung Jakarta sudah berat betul untuk menopang empat tahun ke depan," jelas dia.
Arya menjelaskan, percepatan realisasi pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa juga bisa mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi. Sebab, gencarnya pembangunan infrastruktur selama empat tahun belakangan ini belum berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional.
Arya menilai hal itu disebabkan karena jumlah sumber daya manusia (SDM) di luar Pulau Jawa masih sedikit.
"Nggak ada gunanya kekayaan kalau nggak ada orang. Buat apa Kalimantan luas tapi nggak ada orang. Apapun pembangunan mengarah ke SDM," ungkap dia.
Baca juga: Ini Desain Ibu Kota Baru RI di Kalimantan |
(hek/eds)