Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan pembiayaan utang dilakukan secara front loading. Hal ini dilakukan melihat kondisi pasar yang masih baik pada semester I-2019.
"Kenaikan realisasi SBN neto merupakan bagian dari strategi front loading dalam memanfaatkan situasi pasar keuangan di semester I yang masih kondusif," kata Luky dalam jumpa pers APBN KITA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan realisasi pembiayaan yang dilakukan Pemerintah hingga Juli 2019 mencapai Rp 229,73 triliun dari pembiayaan utang Rp 234,13 triliun.
Realisasi pembiayaan utang tersebut terdiri dari penerbitan SBN (neto) sebesar Rp 241,19 triliun dan pinjaman (neto) sebesar negatif Rp 7,06 triliun.
Sementara itu, posisi keseimbangan primer pada Juli 2019 berada pada posisi negatif Rp 25,08 triliun.
(ara/ang)