Pembangunan jaringan gas (Jargas) untuk rumah tangga di wilayah ini mencapai lebih dari 9000 sambungan rumah tangga sesuai penugasan dari pemerintah dan sebagian besar sudah teraliri gas sejak tahun lalu.
"Dapat kami sampaikan bahwa penggunaan gas bumi di Mojokerto mendapat sambutan yang positif dari masyarakat. Pembangunan jaringan gas (Jargas) untuk rumah tangga di wilayah ini mencapai lebih dari 9 ribu sambungan rumah tangga sesuai penugasan dari pemerintah dan sebagian besar sudah teraliri gas sejak tahun lalu," kata Krisdyan Widagdo dalam keterangan tertulis Rabu (4/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat sejak pertama kali gas mengalir ke pelanggan (gas in), penetapan harga gas masih dalam proses penetapan sesuai regulasi, namun agar masyarakat lebih cepat merasakan manfaat gas bumi sebagaimana yang masyarakat ajukan, maka pengaliran gas bumi tetap dilaksanakan.
Pemakaian selama enam bulan awal, kata Dodo akan digabungkan dsn dicicil dengan rentang waktu 6-12 bulan agar menghindari tagihan yang besar bagi masyarakat. Adapun biaya pemakaian gas bumi yang timbul selama 6 bulan sejak awal pemakaian diakumulasikan dan dicicil dengan rentang cicilan 6-12 bulan untuk menghindari beban tagihan yang terlalu besar bagi masyarakat.
Biaya itu ditarik untuk tetap menjamin operasional penyaluran gas berjalan dengan baik. PGN pun menurutnya belum menagih pemakaian gas dengan rutin.
"Hal ini terjadi karena untuk 6 bulan sejak awal pemakaian (gas in), PGN belum menagihkan pemakaian gas dan menerima pembayaran dari pelanggan. Namun sudah terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya pembelian gas kepada pemasok gas, maupun biaya operasi dan pemeliharaan untuk menjaga keandalan jaringan, serta kegiatan pengelolaan pelanggan," ujar pria yang disapa Dodo ini.
Hal ini perlu PGN lakukan sebagai komitmen layanan kepada Pelanggan agar merasakan manfaat berupa kenyamanan, kemudahan dan keamanan menggunakan gas bumi. Pembayaran pelanggan dalam dua bulan terakhir sudah berangsur turun. Katanya jumlah yang dibayar pun lebih hemat dari biaya yang sempat dikeluhkan.
Hal ini menjawab keluhan masyarakat yang terjadi di Mojokerto. Diberitakan sebelumnya, masyarakat mengeluhkan harga gas bumi lebih mahal dari elpiji.
"Secara riil sebenarnya bisa dilihat bahwa pembayaran pelanggan dalam dua bulan terakhir sudah jauh menurun dan itu sesuai dengan tingkat penggunaannya, serta lebih hemat dibanding dengan biaya per bulan yang dipakai oleh masyarakat yang mengeluhkan pembayaran tersebut sesuai pengakuan di pemberitaan," tutur Dodo.
Salah satu warga yang mengeluh ada Eris, dia merasa kecewa karena tagihan pertama pemakaian gas bumi dari PGN mencapai Rp 270 ribu. Sehingga dia sempat tidak membayar tagihan 3 bulan berikutnya dengan total hampir Rp 400 ribu. Padahal, tagihan yang harus dibayar Eris hanya Rp 25.500 paling maksimum, untuk penggunaan gas bumi Mei ke Juli 2019.
"Seperti halnya Ibu/bapak Eris, sesuai pengakuannya menghabiskan rata-rata dana untuk kebutuhan energi sebesar Rp 72 ribu per bulan. Sesuai data PGN, tagihan yang bersangkutan menggunakan gas bumi mulai bulan Mei - Juli 2019, saat pembayaran cicilan awal telah selesai, maka tagihan konsumsi gas bumi sesuai pemakaiannya adalah di rentang Rp 21.250-Rp 25.500," tutur Dodo.
Baca juga: PGN Punya Dirkeu Eks Penyidik KPK Lho |
PGN sebagai subholding gas akan terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk menjangkau wilayah-wilayah baru di berbagai daerah. Selain memperluas jangkauan (accesibility), tentunya kehandalan pasokan gas (reliability) terus dilakukan oleh PGN dengan investasi pembangunan infrastruktur yg tidak sedikit serta tentunya melalui upaya penguasaan pasokan gas di dalam negeri.
PGN juga mendukung program pemerintah untuk mewujudkan target Jargas rumah tangga hingga 4,7 juta sambungan rumah tangga di tahun 2025. Tahun ini PGN menargetkan jaringan rumah tangga yang terbangun lebih dari 79 ribu SR. Dengan demikian gas bumi semakin memperkokoh ketahanan energi nasional dan meningkatkan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
(hns/hns)