Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjelaskan ada magnet besar di China yang akan menarik dana investor global. Sebab Global index compiler MSCI menaikan dua kali lipat bobot investasi di China.
"Ada masuknya China ke dalam global index yang sehingga China juga menjadi salah satu sasaran investasi portofolio bagi beberapa investor besar," terangnya di Museum BI, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mesti melihat juga pola yang terjadi. Memang kemarin naiknya juga enggak besar banget. Karena memang kita lihat sumbernya tergantung, kita sumbernya dari inflow, portfolio di Agustus agak tersendat. Kemudian musim pembayaran bunga sudah lewat, biasanya di Juni dan Juli," jelasnya.
Meski begitu, menurut Destry cadangan devisa itu masih dalam level yang aman. Angka itu masih setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca juga: Bank Dunia Sebut Ekonomi RI Akan Menurun |
"Kalau melihat prospek ke depan dengan kondisi global seperti sekarang, inflow kita masih bisa expect. Tapi memang mungkin tidak akan sederas 6 bulan pertama. Kita engga mungkin sampai ke sana," tambahnya.
Destry menjelaskan untuk sisa waktu sampai akhir tahun ini ada beberapa hal yang memungkinkan arus dana asing sedikit tersendat. Pertama, masih tergantung dari suku bunga acuan Bank Sentral AS.
"Kalau sesuai expect market, market juga reaksi mereka akan positif," tambahnya.
Meski begitu, Destry menekankan bahwa BI akan tetap melakukan berbagai upaya untuk menjaga pasar. Cadangan devisa RI juga akan dijaga pada level yang dianggap aman.
(das/fdl)