Asosiasi Kontraktor Pengeruk dan Reklamasi (Indonesian Dredging and Reclamation Association/IDRA) yang baru diresmikan hari ini berminat terlibat dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. IDRA juga akan menyumbangkan idenya terkait pengembangan ibu kota baru.
"Kalau kita lihat kapital di sebuah negara pasti kapasitas besar. Kalau saya lihat pelabuhan di situ memang belum bisa memadai, sehingga satu hari itu pasti akan berkembang, untuk berkembang pasti ada reklamasi dan ada namanya pembuatan alur pelayaran," tutur Ketua Umum IDRA Erick Limin di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick mengatakan, IDRA akan terjun langsung apabila pemerintah maupun instansi terkait membuka peluang menggarap proyek tersebut. Bahkan, sebagai asosiasi yang bergerak khusus dalam pengerukan dan reklamasi, tentunya pihaknya akan memberikan saran-saran terhadap pemerintah dalam pembangunan sarana yang membutuhkan reklamasi.
"Pasti ikut, pasti masuk. Malah bukan hanya ajak anggota kita untuk mengikuti tender-nya, tapi kita juga akan berpartisipasi untuk memberikan saran terhadap pemerintah," tutur Erick.
Ia mengatakan, anggota-anggota IDRA yang terdiri dari 104 kontraktor pengeruk dan reklamasi memiliki tim pakar yang memahami teknis reklamasi dengan baik. IDRA juga dapat memberikan saran dalam penyempurnaan pembangunan ibu kota baru ini, melalui sarana perhubungannya.
"Karena kita punya banyak pakar yang mengerti namanya pengerukan, reklamasi, itu kami punya pakarnya. Mau dalam negeri, mau luar negeri, memang terkumpul di sini. Mereka punya pengalaman teknis banyak sekali," terang Erick.
Namun, ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada anggota IDRA yang sudah mulai 'melangkahkan kakinya' terhadap rencana tersebut.
"Belum, ini sangat-sangat baru. Kalau kami pasti setelah jadinya asosiasi ini, kita pasti langsung segera akan bersosialisasi. Jadi semua stakeholders, Pelindo (sebagai operator pelabuhan di Kalimantan Timur), dan sebagainya," tandas Erick.
(ara/ara)