Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda menjelaskan, saat ini pihaknya menyetop pasokan air dari laut untuk mengisi tambak. Langkah ini dilakukan untuk melindungi tambak udang.
"Dampaknya oil spill gimana, oil spill sudah ke mana-mana, termasuk ke tambak kami, kita sistemnya lock system. Jadi tidak lagi memasukkan air dari laut, kami gunakan reservoir persediaan plus air tawar," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, tiap hektare tambak diperkirakan bisa memanen udang sebanyak 10 ton. Dengan begitu, dalam 60 ha, ada 600 ton udang yang bisa dipanen.
"Kalau sehektare 10 ton, kalau kita 60 hektar sekali panen 600 ton, cukup besar," ujarnya.
Soal potensi kerugian, ia enggan membeberkan secara rinci. Dia menuturkan, perusahaan saat ini tengah fokus proses mitigasi. Namun bisa dipastikan produksi udang akan menurun.
"Kalau kami lebih hati-hati ya, kita sudah bicara Pertamina. Di lapangan lagi sama-sama mitigasi, saya lebih tertarik pertama produksi sampai panen survive. Kedua mitigasi ke depannya, kita lagi melihat daya dukung lingkungan, kalau operate 6 sub blok 60 ha, ke depan apakah kita kurangi sub blok, apakah kurangi kapasitasnya. Kalau tebar 70 ekor per meter, mungkin reduce 50-40 ekor per meter, kita lagi hitung terus," paparnya.
(ara/ara)