Jakarta -
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti kinerja industri Properti yang hanya tumbuh di kisaran 3,5% dalam 5 tahun belakangan.
Di depan pengusaha properti yang hadir dalam Rakornas Kadin Bidang Properti, Sri Mulyani menyampaikan, angka itu jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5%.
Sri Mulyani juga menagih janji kepada pengusaha properti untuk bisa tumbuh 10% per tahun, pasalnya permintaan pengusaha sudah dituruti semua. Bagaimana info selengkapnya, simak jawabannya di halaman berikutnya.
Sri Mulyani meminta sektor properti bisa naik hingga 10% per tahun pertumbuhannya. Pasalnya, semua permintaan pengusaha sudah dipenuhi olehnya.
"Saya mau nagih kapan sektornya (properti) pickup 10% per tahun growthnya? Kan sudah saya turuti maunya, kok malah geleng-geleng?" kata Sri Mulyani dalam Rakornas Kadin Bidang Properti di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Rabu (18/9/2019).
Sebelum menagih, Sri Mulyani sempat bercerita pernah diminta Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Rosan Roeslani untuk menampung keluhan para pengusaha.
Kemudian, dia mengatakan kalau keluhan itu sudah ditampung bahkan dipenuhi lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Sri Mulyani pun bercerita mengenai segudang permintaan pengusaha properti. Dia mengatakan pengusaha meminta pajak diturunkan.
"Yang diminta kepada kami, 'ibu tolong untuk PPNBM dan PPH 22 untuk hunian mewah'. Pajaknya PPNBM saya turunin, jadi sudah saya kasih ya semuanya. PPH pasal 22 turun dri 5% jadi 1%, seperlimanya," papar Sri Mulyani.
Selain itu pengusaha juga minta validasi pembelian properti dibuat mudah. Sri Mulyani pun mengatakan kalau semuanya sudah dibuat paling sederhana dan mudah.
"Dua dulu, apalagi? 'Bu validasi PPH tanah dan penjualan bangunan suka rese', oke saya simplifikasi, saiki gampang. Kita ganti bukti penyetoran PPH dibuat sesimple mungkin, kita ringankan," kata Sri Mulyani.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Bidang Properti Hendro Gondokusumo pun menanggapi sindiran Sri Mulyani. Menurutnya, industri properti tidak instan butuh waktu untuk pengembangan.
Bahkan untuk tahun ini saja Hendro memprediksi pertumbuhan properti masih juga di kisaran angka 3%.
"Analisa kita di tahun ini mesin pertumbuhannya masih sama di 3,8%, properti ini kita perlu waktu untuk kita kembangkan. Bukan trading, kalau trading diturunkan bisa langsung laku," ungkap Hendro.
"Kita kan perlu waktu untuk planning pembangunan, dan sebagainya," lanjutnya
Halaman Selanjutnya
Halaman