Dengan berdirinya sejumlah kawasan industri baru seperti di Kendal, Semarang dan Ungaran, lanjut dia, kebutuhan energi yang lebih efisien menjadi sangat mendesak.
Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan, ketersediaan energi akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi investor maupun pelaku usaha di Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), melalui PT Pertagas tengah membangun jaringan pipa gas transmisi dari Gresik menuju Semarang sepanjang 267 km.
Pembangunan jalur pipa gas transmisi Gresik-Semarang merupakan tindak lanjut dari eksplorasi gas bumi di Blok Jambaran Tiung Biru (JTB) Bojonegoro, Jawa Timur.
Proyek JTB dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
Dengan kapasitas sales gas sebesar 192 MMSCFD, produksi gas JTB akan dialirkan melalui pipa Gresik-Semarang. Sesuai proyeksi, lapangan JTB memiliki kandungan gas hingga sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF).
Selain memasok kebutuhan untuk Jawa Timur, gas dari JTB juga akan mengaliri PLTGU Tambak Lorok di Semarang dan pelaku usaha lainnya di Jawa Tengah.
Menurut Frans, para pelaku usaha di Jawa Tengah selama ini sudah sangat tertinggal dibandingkan pengusaha di Jawa Timur dan Jawa Barat yang telah lama menggunakan gas bumi.
Dengan kualitas pembakaran yang stabil dan harga yang lebih efisien, gas bumi juga lebih ramah lingkungan. Semua industri di Semarang dan Jawa Tengah seperti tekstil, baja, makanan, minuman membutuh gas untuk bersaing.
"Harga gas mungkin lebih mahal daripada batubara, tapi efisiensinya bisa sampai 30 persen. Sehingga tetap lebih menguntungkan dan ini akan membuat industri di Jawa Tengah bisa lebih kompetitif ," imbuh Frans.
(dna/dna)