Dari event ini diharapkan bisa turut mengerek perekonomian Jakarta. Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan terpilihnya Jakarta sebagai tuan rumah Formula E akan berdampak pada perekonomian.
Misalnya terjadi peningkatan hunian hotel, cafe, hiburan dan kunjungan ke pusat perbelanjaan. Selain itu, dari sisi usaha kecil menengah (UKM) justru ini menjadi peluang yang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengrajin bisa jadi peluang membuat souvenir atau merchandise untuk oleh-oleh penonton luar negeri atau penonton lokal," kata Sarman kepada detikcom, Sabtu (21/9/2019).
Dia mengaku optimis Formula E ini akan membawa ribuan penonton baik lokal maupun luar negeri untuk masuk dan mengeluarkan uang di Jakarta.
"Kita berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan UKM kita dan Dinas UKM dapat melakukan pembinaan dalam rangka menyambut event besar ini," jelas dia.
Menurut Sarman, Jakarta sebagai kota jasa sangat membutuhkan kegiatan yang bersifat internasional seperti halnya Asian Games 2018 karena dampak ekonominya cepat dirasakan. Dengan event-event internasional di Jakarta disebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemprov DKI Jakarta resmi mengikat kerjasama dengan FIA untuk menggelar balapan mobil listrik Formula E selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun 2020. Keputusan itu diyakini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih menguntungkan daripada dijalankan setahun saja.
Anies melihat balapan mobil listrik internasional ini mampu memberikan perputaran uang sebesar 78 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun.
"Ketika investasi di sini sudah ada visibility studinya, diperkirakan nilai perekonomian yang bergerak sekitar 78 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun yang akan bergerak di Jakarta," ungkap Anies.
Co Founder Formula E, Alberto Longo mengiyakan bahwa kegiatan Formula E telah mencapai titik balik. Ia mengaku bahwa titik impas atau break event point telah dicapai oleh Formula E saat ini.
(kil/eds)