"Jadi totalnya yang sedang dalam proses (penjualan konsesi) itu 7 ruas. Kita harapkan tahun ini, tapi tergantung mereka. Kalau timeline kita di Desember harus sudah selesai," kata Haris ketika ditemui detikcom di kantor pusat Waskita, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Haris membeberkan, dari 7 ruas tol tersebut, ada 2 ruas sudah memasuki tahap akhir yaitu ruas Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono. Sedangkan, 3 ruas lainnya ada yang sudah memasuki tahap due diligence atau uji tuntas, dan dua sisanya sudah ada peminat. Namun, Haris hanya bisa membeberkan ruas Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono demi menjaga keberlangsungan kesepakatan penjualan konsesi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono, Waskita memiliki kepemilikan konsesi sebesar 40%. Kepemilikan tersebut akan dilepas semuanya terhadap pembeli. Adapun modal yang disuntikkan Waskita dalam dua ruas tol tersebut sebesar Rp 1,7 triliun.
"Prosentase kepemilikannya 40%, akan dilepas semua. Kalau equity yang kita suntikkan totalnya Rp 1,7 triliun di dua ruas itu." ujarnya.
Ia pun belum bisa mengungkapkan pemasukan yang akan diperoleh Waskita dari penjualan 7 ruas tol tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesepakatan
"Itu (nilai penjualan konsesi) tergantung negosiasi. Masing-masing kan punya evaluasi sendiri. Kita tidak mau menyebutkan itu, karena itu nanti jadi bias. Yang jelas sekarang dalam proses bahwa kita tidak mengalami kerugian dari transaksi itu," paparnya.
Menurutnya, cara berbisnis ini adalah gaya baru Waskita dalam menjalankan bisnisnya ke depan. Sehingga, Waskita tak lagi menjadi operator full terhadap jalan tol yang dibangunnya.
"Jadi ke depan kita tidak mau menjadi operator full, jadi bisnis baru Waskita itu membangun kemudian menjual. Nah tol itu salah satu jenis bisnis baru atau properti jalan tol," tandasnya.
(dna/dna)