Jakarta -
Pemerintah kembali mengeluarkan obligasi negara ritel dengan seri ORI016. Obligasi bertema Young & Restless ini ditawarkan dengan kupon 6,8% per tahun.
ORI016 merupakan SBN ritel kesembilan yang diterbitkan pemerintah tahun ini. Untuk kali ini pemerintah menargetkan bisa meraup dana Rp 9 triliun.
Kelebihan dari ORI016 ini dari seri sebelumnya adalah bisa dibeli secara online melalui e-SBN. Selain itu ORI016 tidak bisa dibeli oleh pihak asing maupun korporasi, sekalipun di pasar sekunder.
ORI016 merupakan seri pertama ORI yang diterbitkan secara online melalui sistem e-SBN. Instrumen ini ditujukan khusus untuk investor individu Indonesia, jadi jangan harap perusahaan dan investor asing bisa beli ORI016.
"Artinya kalau diperbolehkan instrumen ini dibeli siapa saja pasti dibeli asing dan perusahaan. Tapi pemerintah tidak perbolehkan bahwa ini bukan untuk asing dan perusahaan," kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting di The Goods Dinner, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
ORI016 ini ditawarkan dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,8% per tahun sampai dengan jatuh tempo pada 15 Oktober 2022. ORI016 bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Sehingga berpotensi mendapatkan capital gain.
Pembayaran kupon akan dilakukan setiap bulan pada tanggal 15. Adapun pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 15 Desember 2019.
"Jadi ini boleh dijual di pasar sekunder setelah 15 Desember. Tapi tentu tidak boleh dijual kepada asing. Meskipun asing sangat suka instrumen investasi pemerintah," tambah Loto
Pemerintah menetapkan minimum pemesanan sebesar Rp 1 juta. Sementara maksimalnya Rp 3 miliar.
Lantaran ditawarkan secara online, proses pemesanan pembelian dapat dilakukan melalui 4 tahap yaitu registrasi, pemesanan, pembayaran, dan konfirmasi. Proses registrasi dapat dilakukan kapan saja, sedangkan tiga proses selanjutnya dapat dilakukan selama periode pemesanan yaitu tanggal 2-24 Oktober 2019.
Pemerintah telah menunjuk 14 bank, 4 perusahaan efek, 3 perusahaan efek khusus teknologi, dan 2 perusahaan financial technology (fintech).
Pemerintah kembali menerbitkan obligasi negara ritel dengan seri ORI016. Total sudah ada 9 penerbitan SBN ritel yang dilakukan pemerintah tahun ini.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman menjelaskan untuk penerbitan yang terbaru ini pemerintah menargetkan penghimpunan dana sekitar Rp 9 triliun.
"Rp 9 triliun untuk penerbitannya, memang ini berbeda dengan sebelumnya, SBR itu non tradable. Ini kan tradable, lebih likuid, jadi targetnya lebih besar," ujarnya di The Goods Dinner, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Tahun ini sendiri pemerintah menargetkan bisa menghimpun dana hingga Rp 60 triliun dari penerbitan SBN ritel. Sementara untuk 8 penerbitan yang sudah dilakukan sudah terkumpul Rp 40,2 triliun.
ORI016 merupakan seri pertama ORI yang diterbitkan secara online melalui sistem e-SBN. Instrumen ini ditujukan khusus untuk investor individu Indonesia, jadi jangan harap perusahaan dan investor asing bisa beli ORI016
ORI016 ini ditawarkan dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,8% per tahun sampai dengan jatuh tempo pada 15 Oktober 2022. ORI016 bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Sehingga berpotensi mendapatkan capital gain.
Pembayaran kupon akan dilakukan setiap bulan pada tanggal 15. Adapun pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 15 Desember 2019.
"Jadi ini boleh dijual di pasar sekunder setelah 15 Desember. Tapi tentu tidak boleh dijual kepada asing. Meskipun asing sangat suka instrumen investasi pemerintah," tambah Loto.
Pemerintah menetapkan minimum pemesanan sebesar Rp 1 juta. Sementara maksimalnya Rp 3 miliar.
Pemerintah kembali menawarkan obligasi negara ritel ORI016. Kupon yang ditawarkan 6,8% per tahun dengan masa tenor 3 tahun.
ORI016 ini berbeda dengan seri sebelumnya. Sebab ditawarkan secara online melalui sistem e-SBN.
Sebagai simulasi, jika investasi ORI016 Rp 10.000.000, dengan kupon 6,8%, maka keuntungan kotor kupon per tahun sebesar Rp 10.000.000 dikalikan 6,8%. Jumlahnya Rp 680.000.
Adapun keuntungan kotor kupon per bulan berarti Rp 56.666. Keuntungan bersihnya berarti Rp 48.166 setelah dikurangi pajak kupon SBR016 per bulan 15%.
Jika dihitung pengembalian dana secara bersih, setelah masa tenor atau investasi selama 3 tahun bisa bertambah menjadi Rp 11.733.976.
Namun SBR016 ini bisa ditransaksikan di pasar sekunder. Sehingga investor bisa berpotensi mendapatkan capital gain dari pergerakan harga di pasar.
Halaman Selanjutnya
Halaman