Lalu apa benar Indonesia tengah berada di jurang resesi?
Mantan Menteri Keuangan (2013-2014) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menjelaskan, secara definisi resesi merupakan situasi pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, dengan perlambatan ekonomi ini akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Dengan turunnya daya beli ini maka ada kekhawatiran pihak swasta tak akan menambah produksi.
"Misalnya begini, ngapain saya bikin baju kalau tidak ada yang beli? Jadi yang harus dilakukan adalah membuat permintaan meningkat, kalau sudah naik artinya kan ada uang dan dia bisa gunakan uangnya," jelas Chatib.
Chatib mengatakan, yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong permintaan adalah dengan meningkatkan non cash transfers atau bantuan pangan non tunai (BPNT) ditingkatkan cakupannya, hingga bantuan langsung untuk pelatihan.
Agar permintaan terus terjaga dengan baik, dibutuhkan kebijakan yang bisa menarik investasi dari luar negeri. Menurut Chatib, caranya pemerintah harus memperbaiki proses izin agar menjadi lebih mudah. Selama ini, proses perizinan di pusat seperti di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) cukup mudah namun saat pemodal datang ke daerah justru terjegal perizinan macam-macam dari pemerintah daerah.
"Memang harus diperbaiki proses izinnya. Harus diingat Indonesia kan bukan negara tujuan investasi, sama seperti orang nonton tv kan bisa mana saja. Jadi kalau tidak menarik ya akan ditinggal, makanya harus semenarik mungkin," imbuh dia.
(kil/eds)