Saat meninjau pabrik gula RMI di Blitar, Mentan menjelaskan duduk perkara hingga fitnah bertubi-tubi ditujukan padanya. Di antara fitnah itu, dia menerima gratifikasi dari pendirian beberapa pabrik gula.
"Dalam pendirian 10 pabrik gula ini, kami mengalami pahit getirnya difitnah sangat keji oleh satu media. Saat ini saya akan buktikan, jangan di akhirat nanti kita perdebatkan," kata Mentan saat meninjau pabrik gula RMI di Blitar, Rabu (9/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak kenal saya, bapak pernah traktir saya, atau saya pernah minta sogok dari bapak. Atau mungkin ada pejabat saya yang minta-minta ke bapak. Omong sekarang mumpung saya di sini pak. Tanda tangan saya masih laku untuk memecat mereka semua," ucap Mentan bersemangat.
Tudingan gratifikasi tersebut ditulis oleh salah satu media nasional, menyoal intervensi Mentan kepada Kementerian Kehutanan dalam pembebasan lahan yang dialihfungsikan menjadi lahan tebu. Mentan juga dituding meminta gratifikasi untuk memuluskan perizinan berdirinya satu pabrik gula di Jawa, yakni RMI.
"Kami minta 10 pabrik gula bukan hanya satu, ingat itu ya. Kami bekerja siang malam untuk membangun negeri ini. Media itu nggak tahu ini negerinya sendiri. Saya tahu siapa orang di baliknya itu. Tapi itu tidak baik untuk negeri ini," ungkapnya dengan bersemangat.
Selama memegang amanah sebagai Menteri Pertanian, dia mengaku tak pernah sepeserpun uang negara atau uang rakyat masuk ke kantong pribadinya.
"Biar saya terima fitnah keji, kami tidak jera demi merah putih. Aku difitnah nggak masalah. Tapi jangan sampai negara ini dipermainkan, dipecah belah. Kalau saya pribadi difitnah nggak masalah. Tapi jangan program diganggu. Program Pak Jokowi untuk kebaikan negeri ini," ungkapnya.
Baca juga: Mentan Mohon Pamit Ke Petani Kediri |
(eds/eds)