Pemuda Papua Sukses Berbisnis Sambal Tuna, Ini Kisahnya

Pemuda Papua Sukses Berbisnis Sambal Tuna, Ini Kisahnya

Yakob Arfin - detikFinance
Kamis, 17 Okt 2019 10:57 WIB
Foto: dok Muhammad Yamin
Jakarta - Industri kuliner semakin naik daun. Meski saat ini pengusaha kuliner terus bermunculan, manisnya peluang bisnis makanan masih terbuka lebar dan banyak sisi yang dapat dieksplor. Berinovasi dan cermat melihat tren kuliner adalah salah satu kunci keberhasilan untuk terus melaju di industri ini.

Pebisnis kuliner pun tak hanya muncul dari Pulau Jawa dan Sumatera, kini dari timur Indonesia pun mulai lahir sosok-sosok muda yang bergelut dalam bisnis kuliner, salah satunya adalah Muhammad Yamin Rachman dengan produk Sambal BaBa.

Pria berusia 33 tahun yang gemar kulineran ini ingin mengusung nama Papua dalam kancah bisnis kuliner, dan hal itu ia wujudkan lewat produk sambal tuna. Ia pun melihat bahwa potensi perikanan di kawasan Indonesia Timur sangat besar, khususnya ikan tuna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Potensinya sangat besar, ikan Tuna yang dihasilkan pun kualitas grade A. Saya mendapat informasi dari Dinas Perikanan Provinsi Papua, bahwa potensi ikan Tuna tidak akan habis," kata Yamin kepada detikcom, Kamis (17/10).

Mengolah penganan berbahan dasar ikan tuna, Yamin membutuhkan suplai ikan dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Untuk menjamin pasokan bahan dasar terus terpenuhi, ia berupaya menjalin relasi dengan nelayan lokal sebagai supplier.

"Kami mengajak nelayan lokal dan penghasil Tuna Asar. Awalnya responnya kurang baik karena kami meminta dengan harga yang flat. Tetapi saat ini mereka tertarik dan kami memiliki beberapa proyek yang akan melibatkan para nelayan secara langsung dalam penjualan produk kami," tuturnya.

Ia mengakui berbisnis kuliner dengan bahan dasar yang bersumber dari alam memiliki tantangan tersendiri. Apalagi secara geografis berada di wilayah timur Indonesia, sejumlah kendala seperti harga bahan baku yang fluktuatif serta terbatasnya ketersediaan bahan pendukung lainnya. Berbeda dengan Pulau Jawa dan Sumatera, di mana penunjang lain seperti packing wadah mudah ditemukan.

"Tantangan pasti ada, mulai dari harga komoditi ikan, cabai dan bawang yang fluktuatif, kemudian pembuatan packaging yang baik tidak tersedia di Papua. Sehingga kami harus mengambil di luar Papua dengan harga yang kurang bersahabat," ungkapnya.

Pemuda Papua Sukses Berbisnis Sambal Tuna, Ini KisahnyaFoto: Yakob Arfin/detikcom

Bermain bisnis di lini sambal pun memerlukan keberanian. Mengingat beragamnya jenis sambal botol yang beredar di pasaran, yang juga tumbuh dari berbagai UKM dan produk lain skala rumah tangga. Pun ketika menengok sosial media seperti Instagram misalnya, aneka jenis sambal ditawarkan dan dipromosikan dengan begitu apik. Meski begitu, Yamin tetap berusaha menciptakan pasarnya sendiri.

"Kami cukup berani mengambil segmen sambal, karena kami ingin menciptakan pasar kami sendiri dengan taste serta cita rasa nusantara, sehingga dapat diterima semua orang," tukasnya.

Yamin mengatakan, adanya unsur kearifan lokal yang diwakilkan melalui Ikan Tuna Asar menjadi identitas tersendiri yang melekat dalam produk Sambal BaBa yang dirintisnya. Ia ingin mendorong Ikan Asar menjadi naik kelas, menjadi produk premium dengan kualitas baik dengan mengolah omega 3 dan protein Ikan Tuna Asar dalam bentuk sambal.

Saat ini Sambal BaBa yang telah diproduksi alumni Teknik Elektro Universitas Sains dan Teknologi Jayapura ini memiliki sembilan varian sambal, yaitu Sambal BaBa Asar, Sambal BaBa ikan asin, Sambal BaBa Bawang, Sambal BaBa teri ijo, Sambal BaBa Roa, Sambal BaBa Terasi, Sambal BaBa Jahe rica, Sambal BaBa Cumi Asin, Dtuna (Rendang Ikan), dan Tuna Asar Istimewa (Bukan abon Biasa). Per bulannya bahkan menembus produksi hingga 2.000 sampai 3.000 botol.

"Sambal BaBa Ikan Asin sendiri merupakan perpaduan antara pedasnya cabai dan potongan ikan asin kakap. Produk ini populer sebagai salah satu bahan untuk membuat nasi goreng ikan asin, karena di dalamnya ada potongan ikan asin kakapnya. Sambal ikan asin ini pun punya 5 tingkat kepedasan," kata Yamin.

Selain itu tuna juga diolah dalam bentuk lain seperti DTuna (rendang ikan) yaitu konsep baru dalam menikmati rendang dalam bentuk ikan tuna asap khas Indonesia Timur. Ikan Tuna Asap dipadukan dengan aneka bumbu khas rendang, sangat nikmat dinikmati bersama keluarga dengan nasi panas.

Sedangkan Tuna Asar Istimewa (Bukan Abos Biasa) merupakan Ikan Tuna asap yang dipadukan dengan bumbu dan diracik menjadi abon dengan aroma khas dari ikan tuna asap yang menggugah selera. Ia ingin lewat olahan sambal ini, masyarakat dapat menikmati sambal dengan cara praktis tanpa perlu menguleg.

"Karena banyak orang yang ingin menikmati sambal tetapi malas untuk menguleg dan meraciknya. Maka dari itu hadirlah Sambal BaBa, membuat anda bisa menikmati sambal tanpa harus bersusah payah nguleg cabai," kata Yamin.

Ia pun melihat bahwa tren makanan siap saji masih diminati. Dalam menikmati sambal tersebut Yamin merekomendasikan untuk memadukannya dengan nasi putih, singkong atau umbi-umbian, sebuah seni cara makan yang khas dari Papua.

Dalam proses pemasaran produk sambal tersebut kini Yamin tak hanya mengandalkan promosi secara online, tetapi juga membuka peluang lain untuk bermitra dalam bentuk B2B (Business to Business) seperti hotel, toko oleh-oleh, hingga ke perbankan dan Kemenag.

"Bekerjasama dengan perbankan, Sambal BaBa ini sebagai bentuk souvenir untuk nasabah, sedangkan dengan Kemenag juga sebagai souvenir untuk haji," tuturnya.

Pria yang juga hobi memasak ingin menjadikan Sambal BaBa sebagai produk kuliner Papua yang bisa go nasional dan internasional, serta menjadi perusahaan kuliner pertama yang memiliki produk yang mengangkat kearifan lokal Papua.


Berkat visi inilah Muhammad Yamin Rachman akhirnya berhasil menjadi Kampiun Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2019 dari kategori Boga. Yamin mengatakan melalui prestasi ini ia berharap dapat menginspirasi generasi muda Papua untuk berkarya.

"Kemenangan ini untuk menginspirasi Pemuda Pemudi Papua untuk Berkarya. Di mana Bank Mandiri sudah mensupport kita untuk menjadi entrepreneur handal, dan berharap industri boga akan terus maju hingga kancah internasional," ungkapnya.

Baginya sebagai seorang wirausaha harus siap menghadapi tantangan, berani untuk memulai dan mencoba, serta fokus dalam menjalankan usahanya. Yamin pun bercita-cita membangun lahan pertanian cabai dan bawang agar menurunkan inflasi komoditi serta membuka lapangan kerja baru.

"Saya ingin membantu para pelaku UMKM agar dapat maju dan menghasilkan produk berkualitas skala nasional dan internasional," tutupnya.


(ega/hns)

Hide Ads