Jabar.
WIJS merupakan bentuk kolaborasi Pemprov Jabar dengan Bank Indonesia (BI) untuk menyediakan forum bagi pemerintah dengan investor. Forum ini akan berlangsung di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Jumat (18/10/2019).
Kepala DPMPTSP Jabar Dadang Mohamad Masoem mengatakan ada lima agenda utama yakni High Level Session, Project Consultation, One-on-One Meeting, Market Sounding, dan Exhibition. Termasuk MoU investasi dan perdagangan dengan 20 investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom, Kamis (17/10/2019).
Selain untuk meningkatkan investasi, WJIS 2019 dilaksanakan untuk mempertahankan pengusaha yang sudah ada di Jabar. Ada beberapa faktor yang membuat investor betah berinvestasi di Jabar.
"Jadi yang pertama adalah infrastruktur Jabar yang relatif lebih baik ketimbang provinsi lain di Indonesia. Kedua, kondisi sosial Jabar, masyarakatnya relatif lebih ramah terhadap investor. Kemudahan berinvestasi terus-menerus diperbaiki dengan sistem online," ungkap dia.
Ia menuturkan saat ini Jabar menjadi provinsi nomor satu dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia selama 2012-2018 (kecuali pada 2017). Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu untuk Publik (SIMPATIK) milik DPMPTSP yang dipadukan dengan Online Single Submission (OSS) menjadi bukti mudahnya akses administrasi bagi investor untuk berinvestasi di Jabar.
"Sampai saat ini, (investasi) paling banyak di sektor industri. Jabar ini punya 25 kawasan industri, belum ada provinsi yang memiliki sebanyak itu. Apalagi dengan adanya program KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi) dari presiden, jadi berlomba-lomba ke Jabar dengan kemudahan itu," jelas dia.
Sementara di sesi Project Consultation, akan dibahas mengenai proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Ciayumajakuning, SPAM Bandung Raya, Kertajati Aerocity, Segitiga Rebana, dan KEK Lido, Cikidang, serta Pangandaran.
Adapun di agenda Market Sounding, akan dipaparkan tentang proyek TPPAS Legok Nangka, SPAM Jatigede, dan Monorail Bandung Raya dari dinas terkait.
"Nilai proyek SPAM Jatigede adalah Rp2,3 triliun. Keunggulannya, karena bendungannya baru jadi relatif lebih cepat bisa dikerjakan dibandingkan SPAM yang lain. Bendungannya juga lebih besar, jadi
dorongan fasilitasnya juga memadai," kata Dadang.
"Untuk proyek TPPAS Legok Nangka, nilai proyeknya Rp3,4 triliun." imbuhnya.
(mud/zlf)