Utang BUMN Melejit di Periode I Jokowi

Utang BUMN Melejit di Periode I Jokowi

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 17 Okt 2019 16:50 WIB
Foto: Hendra Kusuma
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah utang yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$ 51,07 miliar atau Rp 723,11 triliun rupiah. Utang BUMN tersebut termasuk dalam komposisi utang luar negeri swasta yang mencapai US$ 197,21 miliar

Dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (17/10/2019) Walaupun ULN swasta lebih besar dari ULN BUMN, namun tetap saja 25,89% ULN BUMN mengalami kenaikan dari sekitar 40% dari tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan ULN swasta hanya naik 9,3% year on year.

Berdasarkan laporan riset Moody's Investor, kenaikan ULN BUMN bisa berdampak pada tingkat utang yang mengkhawatirkan. Karena memiliki kemampuan manajemen utang implisit paling rendah dibandingkan dengan negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal ini terutama mengingat banyak perusahaan pelat merah di Tanah Air yang mengalami masalah terkait tingginya rasio utang, seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).

Sebagai informasi, riset Moody's merangkum performa utang BUMN di 17 negara kawasan Asia Pasifik, kecuali China.

Lebih lanjut, jika menelusuri pertumbuhan utang BUMN, terutama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan BUMN yang menerbitkan obligasi, terlihat bahwa dalam 5 tahun terakhir, jumlah utang emiten BUMN melesat 66,39% dari Rp 2.966,37 triliun menjadi Rp 4.935,78 triliun.

Artikel asli dari berita ini bisa dilihat di CNBC Indonesia dengan judul dan tautan berikut: Periode I Jokowi, Utang BUMN Meningkat Pesat Lho


(zlf/zlf)

Hide Ads