Kiprah BGS: Sarjana Nuklir yang Betah di Bank, Kini Wamen BUMN

Kiprah BGS: Sarjana Nuklir yang Betah di Bank, Kini Wamen BUMN

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 25 Okt 2019 12:20 WIB
Foto: Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin (Andhika-detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melantik Wakil Menteri (Wamen) hari ini, Jumat (25/10/2019). Salah satu calon kuat Wamen ialah Budi Gunadi Sadikin lantaran ia merapat ke Istana Kepresiden menghadap Jokowi.

Seperti apa perjalanan karirnya?

Mengutip laman resmi Inalum, Jumat (25/10/2019), Budi Gunadi lahir 6 Mei 1964. Ia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai Sarjana Fisika Nuklir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan karirnya di mulai pada tahun 1988 dengan menjadi Staff Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang. Setelah itu, Budi dipindah ke IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager.

Kemudian karirnya berlanjut di Bank Bali dengan beberapa jabatan diantaranya sebagai General Manager Electronic Banking wilayah Jakarta dan Chief General Manager Human Resources hingga tahun 1999.

Dari Bank Bali, ia bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer dan Commercial Banking (Senior Vice President) untuk ABN AMRO Bank Indonesia & Malaysia hingga 2004.


Selanjutnya, Budi Gunadi bergabung dengan Bank Danamon dan menjabat sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.

Pada tahun 2006, Budi merapat ke bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan posisi Direktur Micro & Retail Banking. Di tahun 2013, ia diangkat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri hingga 21 Maret 2016.

Tahun 2016, sarjana nuklir ini merapat ke pemerintah dengan menjadi Staff Khusus Menteri Negara BUMN. Ia juga aktif menjadi Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Fintech Indonesia kala itu.

Di tahun 2017, Budi diangkat sebagai Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) hingga akhirnya efektif menjadi Direktur Utama pada tanggal 14 September 2017.

Sebagai tambahan, di tangan Budi salah satu perusahaan tambang terbesar PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali ke pangkuan Indonesia. Lantaran, mayoritas sahamnya kini dimiliki Indonesia.




(fdl/fdl)

Hide Ads