Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan kredit dan pendapatan bunga bersih yang meningkat menjadi Rp 37,4 triliun naik 12,2% dibandingkan kuartal III-2018.
"BCA mencatat pertumbuhan kredit di berbagai segmen dan membukukan peningkatan dana murah," kata Jahja dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan penyaluran kredit kuartal III-2019 sebesar Rp 585 triliun tumbuh 10,9%. Kemudian non performing loan (NPL) tercatat 1,6% pada kuartal III-2019.
Pertumbuhan kredit segmen bisnis korporasi tercatat Rp 232 triliun tumbuh 16,5%. Kemudian kredit komersial dan UKM tumbuh Rp 192,2 triliun tumbuh 10,5%.
Selanjutnya kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 92,1 triliun tumbuh 6,8%. Kredit kendaraan bermotor (KKB) Rp 47,8 triliun turun 2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dana giro dan tabungan BCA tercatat Rp 683,1 triliun tumbuh 10,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi dana murah di BCA tercatat sebesar 75,2%.
"Untuk CASA menjadi Rp 513,9 triliun tumbuh 7,6% dibandingkan periode tahun sebelumnya, ini ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi, khususnya e-channel. Deposito RP 169,2 triliun tumbuh 19,7%," jelas dia.
Baca juga: BCA Akan Turunkan Bunga KPR |
Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 23,8% dan loan to deposit ratio (LDR) 80,6% dengan rasio pengembalian dana terhadap aset (ROA) tercatat 4%.
Jahja menyebut BCA fokus menjaga likuiditas dan permodalan yang solid serta kualitas kredit yang sehat akan menopang kinerja bisnis BCA secara berkelanjutan. Menurut dia, BCA tetap mengembangkan bisnis secara hati-hati dengan mencermati kondisi lingkungan bisnis namun mengoptimalkan peluang yang ada.
"Bank bersikap terbuka terhadap perubahan dan beradaptasi sesuai perubahan perilaku nasabah agar tetap relevan di tengah perkembangan industri keuangan yang dinamis," jelas dia.
(kil/ara)