Kondisi ini turut memberi dampak pada industri lain yang berkaitan. Industri pembiayaan misalnya, sepanjang 2019 pertumbuhan industri pembiayaan secara umum hanya bertumbuh di kisaran 3%, atau di bawah target awal di angka 6%.
Ini terutama dikarenakan perubahan perilaku konsumen dan daya beli masyarakat yang menurun, serta pembiayaan di sektor modal kerja dan investasi yang paling banyak mengalami pelemahan akibat turunnya harga komoditas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emiten berkode saham BFIN ini sendiri berhasil mengatasi lesunya penjualan kendaraan bermotor ini lewat sejumlah efisiensi. Al hasil, sampai dengan kuartal III 2019 ini Perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 3,2% menjadi Rp 2,9 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 2,8 triliun secara year-on-year (yoy).
Peningkatan nilai pembiayaan baru juga tampak di kuartal III (Juli hingga September) 2019 ini dengan mencatat nilai sebesar Rp4,185 triliun atau lebih tinggi 10,7% dari nilai pembiayaan baru kuartal II (April hingga Juni) 2019 sebesar Rp3,78 triliun.
Adapun komposisi dari pembiayaan tersebut pada kuartal III 2019 adalah pembiayaan mobil sebesar 67%, motor sebesar 17%, alat berat dan mesin 14%, serta sisanya diikuti oleh pembiayaan properti, syariah, dan pembiayaan lainnya.
"BFI Finance juga berhasil menekan rasio kredit bermasalah (Non-performing Financing/NPF) dari sebelumnya 1,43% di akhir Juni 2019 menjadi 1,06% di akhir September 2019, " tambah Sudjono.
Sementara itu, laba bersih Perusahaan stabil berada di kisaran Rp1,09 triliun sampai dengan kuartal III 2019, sama seperti periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi jaringan, sampai dengan kuartal III 2019, BFI Finance telah berhasil menambah dari sebelumnya 389 outlet pada periode yang sama tahun lalu menjadi 401 outlet. Dari total outlet tersebut, 45 di antaranya melayani pembiayaan syariah.
(dna/dna)