Selada dan Sawi di Perbatasan 'Makin Hijau' Berkat Setrum PLN

Selada dan Sawi di Perbatasan 'Makin Hijau' Berkat Setrum PLN

Advertorial - detikFinance
Minggu, 03 Nov 2019 00:00 WIB
Shahrizan, Siswa SMK Negeri 1 Nunukan Jurusan Pertanian (Foto: Uji Sukma Medianti/detikcom)
Jakarta - Jari jemari Shahrizan (16), siswa SMK Negeri 1 Nunukan, begitu telaten saat tengah memetik daun selada yang sudah menghijau. Selada-selada segar ini sudah masuk dalam masa panen.

Remaja asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini adalah siswa jurusan pertanian. Atas program binaan yang diusung oleh sekolahnya, Shahrizan bersama teman-teman satu jurusannya bertugas untuk merawat tanaman hidroponik yang ditanam di teras sekolah.

Program binaan yang sudah berlangsung sejak 2016 ini telah membuahkan hasil. Bahkan, selada, serta sawi dari jurusan pertanian SMKN 1 Nunukan sudah punya pelanggan di pasar serta supermarket di Nunukan.

"Kalau hidroponik ini air adalah kuncinya. Karena harus selalu terjaga. Untuk menanam diperlukan 120 kandungan nutrisi sementara ketika panen 160 nutrisi. Nutrisi ini bisa masuk melalui air," kata Shahrizan saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

Kepala Unit Produksi SMK Negeri 1 Nunukan Umar mengatakan hidroponik adalah salah satu program unggulan di sekolah ini. Semula, kata Umar, kegiatan tanam dilakukan secara tradisional. Namun, karena keterbatasan lahan maka menanam dengan tanpa menggunakan media tanah pun jadi pilihan.

"Awalnya sebelum ada hidroponik tanam di tanah langsung, terbentur lahan karena sempit makan menggunakan sistem yang modern (hidroponik)," tuturnya.

Umar mengatakan tujuan dari program-program unit produksi adalah untuk melatih praktik siswa-siswi menjadi pengusaha dan pekerja sesuai bidang. SMKN 1 Nunukan bukan hanya memiliki program unit produksi hidroponik yang dikelola oleh jurusan pertanian saja.

Melainkan juga memiliki produk-produk lain seperti budi daya ikan dan hasil laut oleh jurusan perikanan, bank mini oleh jurusan akutansi, serta percetakan dan studio foto oleh jurusan multimedia.

Butuh Support Listrik yang Besar

Dalam menjalankan program-program di unit produksi, tentunya SMKN 1 Nunukan perlu pasokan listrik yang besar. Untuk hidroponik saja, sekolah membutuhkan pasokan hingga 1.400 watt supaya airnya terus mengalir sepanjang hari.

"Air sangat berpengaruh di tanaman hidroponik, apalagi pengganti tanah di hidroponik. Kalau sirkulasi air perlu listrik lewat pompa akuarium. Kalau satu pompa ada 900 watt dan 500 watt. Air dan listrik jadi faktor penting," ungkap Umar.

Bukan hanya untuk hidroponik saja, budi daya ikan pun butuh air. Terutama saat musim tanam benih tiba. Ikan-ikan yang diletakkan di kolam air tawar di belakang sekolah tentu sangat bergantung pada air apabila ingin terus hidup dan membuahkan hasil.

Selada dan Sawi di Perbatasan 'Makin Hijau' Berkat Setrum PLNKepala Sekolah SMK Negeri 1 Nunukan Mahfuz (Foto: Uji Sukma Medianti/detikcom)

Begitu pun dalam pengolahan hasil produksi. Untuk jurusan perikanan, mereka punya laboratorium after production. Selain budi daya ikan air tawar, SMKN 1 Nunukan juga memproduksi olahan hasil laut seperti nugget ikan, pentol ikan, hingga sirup rumput laut.

"Produk perikanan kami, terutama yang nugget sudah diikutkan dalam pameran UMKM di Malaysia. Alhamdulillah banyak yang tertarik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Nunukan Mahfuz.

Listrik menjadi kunci dari seluruh program kreatif yang dimiliki oleh pihak sekolah. Pasokan listrik yang stabil dan cukup diperlukan supaya kegiatan unit produksi bisa berjalan dengan baik. Mahfuz mengatakan saat ini listrik di sekolah sudah aman. Pasokannya sudah setara 20.000 ampere.

Ia mengaku berterima kasih atas upaya PLN yang terus melakukan perbaikan dari waktu ke waktu. Diharapkan, ke depannya selain membantu pasokan listrik PLN juga bisa terus menjadi mitra program unit produksi di sekolah yang sudah berjalan melalui Rumah Kreatif BUMN (RKB) PLN.

detikcom bersama PLN mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur listrik, perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hingga budaya serta pariwisata di beberapa wilayah terdepan.

Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!

(adv/adv)