"Walaupun ekspor tetap akan tumbuh negatif tahun ini, adanya tanda-tanda kenaikan harga komoditas, terutama minyak sawit, menawarkan potensi pertumbuhan yang non negatif untuk ekspor Indonesia pada tahun 2020," katanya di LPEM UI, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Hambatan perdagangan dan investasi yang tetap tinggi di Indonesia akan menyebabkan pertumbuhan investasi tetap lemah tahun depan. Pemerintah diharapkan dapat mempercepat reformasi yang signifikan guna meningkatkan iklim investasi agar target ekonomi di 2020 tetap terjaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kinerja sektor manufaktur juga diproyeksi masih tetap rendah karena berkurangnya permintaan global dan masih terbatasnya peningkatan daya saing industri. Sementara pelonggaran moneter yang sedang terjadi akan mendukung pertumbuhan kredit di tahun 2020.
"Kami memprediksi pertumbuhan PDB sebesar 5-5,2% untuk tahun 2020 berdasarkan pada beberapa skenario. Jika tidak dimitigasi secara tepat, risiko resesi di negara-negara maju akan memperburuk pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2021," kata Febrio.
(eds/ara)