"Jangan sampai nanti Kereta Cepat Jakarta-Bandung delay, mengalami hal seperti MRT delay 1 tahun, lalu LRT Jakarta-Bogor juga delay," terang Erick usai menghadiri rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Erick, jika proyek Kereta Cepat JKT-BDG molor, maka proyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya juga bisa molor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, pihaknya telah membentuk satuan tugas atau task force dengan PT KCIC untuk mendukung proyeknya ini. Satuan tugas ini akan dipimpin langsung oleh Dirut KCIC Chandra Dwiputra.
"Kereta Cepat kita sudah bikin task force kemarin, di mana pimpinannya Dirut Kereta Cepat Pak Chandra langsung," imbuh dia.
Menurutnya, satuan tugas Kereta Cepat JKT-BDG ini harus dipimpin oleh kontraktornya, bukan pemerintah. Nantinya, akan ada rapat rutin dua minggu sekali yang membahas isu-isu genting dalam proyek ini.
"Saya ubah konsepnya di task force selain rapat yang continue per dua minggu, kalau isu-isu urgent. Kalau mengenai financial bisa bulanan. Intinya kita tak lagi hierarki, jadi saya dan Pak Wamen, semua direksi yang hadir tak ada pangkatnya. Jadi pangkat tertinggi pimpinan task force-nya," tutup Erick.
Sebagai informasi, Kereta Cepat JKT-BDG ditargetkan beroperasi tahun 2021. Saat ini, PT KCIC tengah membangun depo atau garasi kereta cepat di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
(dna/dna)