Investor Wait and See Malah Bikin Pengembang Senang, Kok Bisa?

Investor Wait and See Malah Bikin Pengembang Senang, Kok Bisa?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 06 Nov 2019 17:05 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Jakarta - Di tengah perlambatan ekonomi global membuat para investor wait and see dalam menyuntikkan modalnya. Begitu pula dalam industri properti yang juga ditopang dengan dana investor.

Meski begitu, menurut Country Manager Rumah123.com, Maria Herawati Manik sikap investor yang 'puasa' sementara ini justru dapat memberikan angin segar terhadap industri properti.

Maria mengatakan, dengan sikap investor tersebut, developer properti bisa memfokuskan diri kepada masyarakat yang belum pernah membeli hunian sebelumnya (first time home buyer). Pasalnya, first time home buyer punya andil yang lebih besar yang dapat mendongkrak pendapatan sang developer ketimbang dana dari investor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita lihat secara pie pasti yang paling besar itu bukan investor, tapi opportunities untuk developer yang masih banyak ditangkap itu first time home buyer. Itu adalah pie yang paling besar sebenarnya. Jadi ini sebenarnya opportunity yang bagus untuk orang yang belum punya rumah. Kalau investor menahan, sudah pasti developer harus mencari alternatif dengan menggaet first time home buyer," kata Maria dalam Festival Properti Indonesia di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Bahkan, ia menuturkan jika seorang developer mendapatkan suntikkan dana terlalu banyak dari investor akan berbahaya. Pasalnya, suatu hari sang investor bisa mengatur harga penjualan properti dan itu bisa merugikan pembeli.

"Investor kalau terus-terusan investasi itu bahaya. Karena pada suatu waktu mereka akan menentukan harga untuk properti. Ini akan bahaya karena ini sudah terjadi di Hong Kong. Yang nge-drive harga itu adalah investor. Dan pada saat mereka mendominasi properti, bagi yang belum punya rumah itu lebih bahaya lagi," terang Maria.


Jika investor yang punya kewenangan dalam menetapkan harga, maka akan semakin kecil peluang untuk milenial membeli hunian pertamanya. Sebab, investor yang sudah mengeluarkan dana besar untuk proyek biasanya memang menunggu untuk mendapatkan keuntungan besar.

"Artinya opportunity untuk mereka beli rumah makin tipis. Karena harganya sudah berlipat-lipat, kan mereka investor. Investor kan dia beli memang untuk menunggu. Pada saat dia sudah berkali-kali lipat dia kan bisa nge-set harga pada saat dia tahu di area A dia lihat, 'wah ini properti-nya optionsnya sudah semakin sedikit.' Akhirnya orang yang mau beli rumah, ah forget it," imbuh dia.

Untuk itu, di saat investor wait and see ini menurut Maria waktu yang tepat bagi developer menggaet first time home buyer. Caranya yakni dengan menawarkan sejumlah kemudahan dalam pembelian maupun pembayaran properti.

"Caranya bisa dengan harga yang ditawarkan. Memang sudah pasti harga properti tidak mungkin turun, tapi banyak kemudahan, banyak program yang ditawarkan, atau tadinya cicilan langsung ke developer bisa ada 60-72 bulan, ya kita nggak tahu mungkin bisa jadi 8-10 tahun," tutupnya.

Sebagai informasi, situs properti Rumah123.com menggelar pameran properti di Kota Kasablanka dari 6-10 November. Maria mengungkapkan, tren penjualan properti di Rumah123 meningkat 6% dari tahun 2018. Sedangkan, penjualan properti Rumah123 di kuarta-III 2019 lebih tinggi 33% dari kuartal II-2019.

Harapannya, dengan FPI ini maka penjualan properti di Rumah123 bisa meningkat 30% dari penjualan properti di FPI tahun 2018.




(fdl/fdl)

Hide Ads