Pertama, Luhut menyambut positif mengenai informasi Ahok yang digadang-gadang menjadi salah satu bos BUMN.
"Ya kan dia bagus, ya dia kan kerjanya boleh," kata Luhut pada Rabu (13/11) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu perilaku Pak Ahok itu kan kata-katanya kasar, sering bikin keributan," kata Arie pada Jumat (15/11) lalu.
Hal tersebut kemudian direspons oleh Luhut. Menurut Luhut, yang menolak Ahok justru perlu dipertanyakan.
"Kalau orang baik ada yang tidak setuju masuk, kan yang tidak setuju masuknya perlu dipertanyakan," kata Luhut.
Luhut yakin Ahok adalah orang baik dan layak menduduki posisi di BUMN, termasuk Pertamina. Dia heran orang yang baik dan lurus malah ditolak.
"(Ahok) itu orang baik, mau bikin lurus bersih ya, (masa) ndak mau dibersihin," tambahnya.
Lebih tegas lagi, Luhut kembali merespons mengenai penolakan FSPPB pada Senin (18/11) kemarin. Luhut menilai tak masalah bila benar Ahok jadi bos di Pertamina dengan alasan Ahok adalah orang baik dan layak menduduki posisi di BUMN, termasuk Pertamina.
"Memang dia siapa?" kata Luhut
"Nggak masalah. Kalau orang baik jadi kan itu, saya lihat ada yang komentar-komentar. Katanya against Ahok," jelasnya.
Nasib penentuan masuknya Ahok ke dalam jajaran pejabat tinggi BUMN sendiri akan diputuskan lewat tim penilai akhir (TPA) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Waktunya dimungkinkan terjadi pada bulan ini atau Desember 2019 mendatang.
(eds/zlf)