Jawa Tengah Ekspor Hasil Perikanan Senilai Rp 2,4 T

Jawa Tengah Ekspor Hasil Perikanan Senilai Rp 2,4 T

Angling Adhitya Purbaya - detikFinance
Jumat, 22 Nov 2019 16:05 WIB
Foto: Angling A Purbaya
Jakarta - Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2019 ini sudah mengekspor hasil perikanan dengan total nilai Rp 2,4 triliun. Saat ini Jateng sedang berusaha meningkatkan ekspor Nila ke luar negeri.

Hari ini digelar pelepas Ekspor Raya Hasil Perikanan Tahun 2019 di kantor Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyebutkan data di tahun 2019 hingga bukan Oktober ekspor hasil kelautan Jateng mencapai 41.289 ton atau Rp 2,4 triliun.

"Ternyata penampilan ekspor kita di bidang perikanan bagus. Tahun ini sampai bulan Oktober mencapai Rp 2,4 triliun. Saya curiga Jateng ini juara ekspor perikanan. Potensi kelautan dan perikanan kita sungguh dahsyat. Kalau pasar sudah bagus maka masukkan pada customer premium," kata Ganjar, Jumat (22/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rajungan menjadi hasil laut paling banyak di ekspor. Kemudian ada udang dan kerupuk udang. Menurut Ganjar ekpos hasil perikanan dari Jateng rata-rata Rp 9 miliar per hari.


"Para eksportir sudah ada di sini. Mereka itu melakukan terus-menerus. Katakan saja kalau sehati rata-rata Rp 9 miliar, kita bisa tahu berapa duit yang masuk dari potensi itu," pungkasnya.

Hasil perikanan lain yang kini sedang berkembang dan didorong kemajuannya adalah ikan Nila atau Tilapia. Ikan tersebut banyak diminati dan sudah diekspor ke Amerika.

"Tilapia atau ikan Nila di Klaten sudah diekspor ke Amerika. Itu harganya bagus, pasarnya bagus, dan mungkin kita memang the best. Ternyata Tilapia ini tidak terlalu banyak diketahui, jadi saya ingin prospek ini kemudian dikembangkan. Kalau ada yang mau belajar silakan datang ke Klaten, sudah ada champion-nya di sana," ujarnya.

Pemerintah, lanjut Ganjar, akan membantu mendorong perkembangan ekspor dari Jawa Tengah. Ia menyebut eksportir bisa meminta pelatihan jika memang dibutuhkan.

"Tugas kita dalam politik ekspor dan politik perikanan, kita bisa mengikuti perkembangan bisnis perikanan ini. Masyarakat itu butuhnya apa nanti akan kita buatkan. Misal butuh pelatihan, ya dibuatkan. Kalau butuh peningkatan kapasitas dan akses modal, ya ayo, tadi juga ada dari pihak bank juga. Saya kira ini cara coworking yang bisa kita lakukan sehingga semua bisa belajar bersama. Sudah saatnya kita masuk pada kualitas yang tinggi dan bersaing di kancah dunia," papar Ganjar.


Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Semarang, Raden Gatot Perdana menjelaskan khusus untuk bulan Oktober saja ekspor hasil perikanan mencapai Rp 790 miliar.

"Diekspor ke 11 negara, di antaranya ada Amerika Serikat, Italia, China, Taiwan, Filipina, Singapura, dan beberapa negara lainnya," katanya.

Terkait Tilapia, produk PT Aquafarm Nusantara saja sudah masuk 6 besar ekspor ikan dari Jateng senilai Rp 103 miliar hingga Oktober 2019.

"Pada 2019 kami telah mengekspor 1.600 ton Naturally Better Tilapia ke Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Kanada, dan juga melakukan penjualan di dalam negeri sebanyak 3.381 ton," kata Sammy Hamzah selaku Presiden Komisaris PT Aquafarm Nusantara.






(alg/zlf)

Hide Ads