Menanggapi hal tersebut, Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna mengatakan pernyataan Jokowi merupakan sebuah teguran agar sistem transportasi di Jakarta segera dibenahi.
"Jadi sebetulnya pernyataan Presiden adalah bagian sebuah teguran. Artinya bagi kota yang kita tinggalin Jakarta ini segera berbenah untuk memperbaiki kondisi transportasinya supaya tidak macet," kata Yayat saat dihubungi detikcom, Jumat (29/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, untuk mengingatkan ibu kota yang baru agar dibangun sistem transportasi umum yang mudah diakses oleh masyarakat. Jangan sampai, ibu kota baru mengulang kasus Jakarta yang langganan macet.
"Mengingatkan jangan sampai di ibu kota yang baru kita mengalami kemacetan atau mengulang kasus Jakarta yang kembali menjadi macet," pungkasnya.
Menurut Yayat, Jakarta langganan macet karena sistem transportasinya yang sudah tertinggal jauh, sehingga target pengguna angkutan umum sulit ditingkatkan.
"Target penurunan terkait dengan jumlah penggunaan angkutan umum memang masih sulit untuk didorong agar lebih signifikan," ujarnya.
Yayat mencontohkan di kota-kota besar seperti Tokyo, masyarakatnya mau menggunakan transportasi umum sehingga bisa mengurangi kemacetan.
"Kalau di Tokyo ataupun kota-kota besar lainnya, walaupun kotanya macet tapi kalau orang mau naik kereta api itu lancar kemana-mana," ucapnya.
(ara/ara)