Sri Mulyani Beberkan Ketidakpastian Global Zaman Now

Sri Mulyani Beberkan Ketidakpastian Global Zaman Now

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 04 Des 2019 23:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Dok.CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ketidakpastian saat ini berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Dia bilang, ketidakpastian ekonomi global biasanya bisa diestimasi oleh para pakar dan pembuat kebijakan, namun sekarang tidak.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani usai mendapatkan penghargaan sebagai Best Minister dalam ajang CNBC Indonesia Awards 2019. Sri Mulyani mengatakan ketidakpastiaan saat ini membuat dunia usaha memiliki kepercayaan diri yang rendah sehingga sulit bergerak leluasa.

"Kalau dunia usaha, ketidakpastian itu sudah biasa mereka hadapi. Karena tidak mungkin Anda beroperasi sebagai pengusaha dan perusahaan di dalam situasi yang tidak pasti. Jadi ketidakpastian itu is not new at all. Namun yang berbeda kali ini adalah polanya, pattern dan frekuensi yang sama sekali nggak bisa dipastikan," kata Sri Mulyani di The Westin, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin kita sudah berharap akan ada deal antara AS dan RRT, tapi tiba-tiba perkembangan di Hong Kong menyebabkan adanya legislation yang dikeluarkan oleh kongres dan senat yang kemudian membuat upset, dan Presiden Trump mengatakan, mungkin agreement sama China nanti saja setelah pemilu 2020," tambahnya.


Dengan situasi seperti itu, Sri Mulyani bilang dunia saat ini diperhadapkan oleh kekecewaan dua kali lebih banyak. Demikian pula dengan kondisi politik global, baik itu di Inggris atau beberapa belahan dunia yang juga menambah ketidakpastian arus ekonomi.

"Sehingga kita nggak biasa lagi misalnya orang dulu mencoba kalkulasi ketidakpastian, dilihat pattern masa lalu, dan dibuat trennya dan kemudian sedikit buat forecast untuk bisa menjadi basis kita membuat keputusan. Hari ini yang kita percaya proyeksinya seperti ini, kemudian besok ada suatu kejadian jadi berubah sama sekali," ungkapnya.



Ketidakpastian menjadi pemberat untuk laju ekonomi dunia. IMF memproyeksi ekonomi global tahun ini turun 0,6% dari 3,6% menjadi 3%. Jika angka ekonomi global sudah menyentuh 3%, resesi dipercaya sudah semakin dekat.

"Sekarang kalau average 3% berarti semuanya across the board melemah. 0.6% itu sama dengan size ekonomi Afrika Selatan. Artinya kita sudah hilang 1 sumber pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Pemerintah pun kini meningkatkan kewaspadaan terkait hal tersebut. Dari sisi pengelolaan keuangan negara, APBN akan terus dijaga agar tetap bisa stimulus ekonomi dalam negeri dengan sejumlah kebijakan.


Selain itu, APBN tetap akan fokus pada pencapaian tujuan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang telah ditetapkan. Di antaranya pembangunan SDM, infrastruktur, dan transformasi ekonomi.

Transformasi ekonomi akan diwujudkan melalui penyederhanaan birokrasi dan aturan. Skema omnibus law pun disiapkan untuk memangkas sejumlah regulasi demi mengejar investasi.

"Semuanya untuk menetralisir pelemahan dari transmisi global ke dalam negeri dan ketidakpastian," kata Sri Mulyani.


Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads