Soal Bandara Kertajati Layani Umrah, Menhub Minta Izin Menag

Soal Bandara Kertajati Layani Umrah, Menhub Minta Izin Menag

Jefrie Nandy Satria - detikFinance
Kamis, 05 Des 2019 14:49 WIB
Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar diskusi terkait pencapaian dan rencana kerja kementerian tersebut ke depannya. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan kepuasan masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja kementeriannya.

Meski begitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tidak menampik pembangunan yang dilakukan sebelumnya masih terdapat beberapa kendala dalam penggunaannya. Dia menyinggung soal Bandara Kertajati yang menurutnya masih sepi penumpang.

"Kalau sekarang kita ada masalah namanya Kertajati. Penumpang belum banyak tapi kami sudah punya formatnya. Nanti semua yang umrah dari Jawa Barat bagian timur dan jawa tengah bagian barat akan pakai Kertajati. Itu 1 hari minimal 1 flight. Jadi ada 400 orang di sana. Jadi kalau ada 400 orang kira-kira ada 180 ribu orang di sana dan tentu menyenangkan untuk mereka karena jaraknya dekat," tuturnya di kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ide untuk memaksimalkan Bandara Kerjati sebagai tempat pergi umrah sudah disiapkan. Dia mengaku ide tersebut akan dibicarakan dengan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Dia mengaku telah membuat jadwal pertemuan dengan Fachrul esok hari (6/12) di kantor Kementerian Agama.

"Tinggal besok saya minta izin menteri agama. Kalau itu jalan, Kertajati akan deliver ya. Nah, hal-hal yang belum di deliver ini yang menjadi PR kita," kata Budi.

Budi juga menyampaikan pemerintah di periode sebelumnya telah membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur. Ke depannya, menurut Budi, keberadaan fasilitas dan infrastruktur tersebut harus diperhatikan agar manfaatnya dapat semakin dirasakan oleh masyarakat.

"5 tahun kemarin kita bangun di mana-mana. Banyak yang terpuaskan. Tapi belum maksimal. Makanya secara konsepsional yang menjadi visi presiden itu membuat ini di-deliver. Nah membuat deliver itu ada hubungannya dengan KPI (Key Performance Indicator). KPI-nya itu bukan selesai membangun tapi bagaimana masyarakat itu bisa menggunakannya," sambungnya.


Budi menjelaskan lebih spesifik mengenai fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun. Menurutnya pembangunan yang dilakukan selama 5 tahun ke belakang adalah hal yang konkrit.

"Kalau kita lihat, kita membangun 15 bandara, kita juga membangun puluhan pelabuhan, kita juga membangun rel kereta api. Di antaranya yang konkrit itu elevated di Medan itu sudah bisa berfungsi, jalur ganda di selatan jawa ini sudah banyak berfungsi, MRT sudah selesai dan sebagainya," ucap Budi.


(das/das)

Hide Ads