Hal itu menyusul komitmen PT Chandra Asri Petrochemical membangun kawasan pabrik baru kedua di Kota Cilegon, Banten. Volume produksi petrokimia nasional akan bertambah 4 juta ton setiap tahunnya. Jokowi mencatat, kebutuhan poylethylene nasional sebesar 2,3 juta ton sedangkan jumlah produksi yang ada batu mencapai 736 ribu ton. Sehingga, impornya masih 1,52 juta ton. Jika dilihat nilainya sektor petrokimia defisit Rp 193 triliun.
"Sehingga kita tidak usah impar-impor lagi untuk produk kimia, bisa kita produksi dalam negeri. Target kita 3-4 tahun rampung," tutur Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dari Chandra Asri, Jokowi juga bilang akan ada investasi baru sektor petrokimia yang akan menambah volume produksi nasional. Investasi baru ini seiring pemerintah mengobral insentif seperti tax holiday dan tax allowance.
"Karena ini adalah dalam rangka subtitusi barang impor produk impor, siapapun yang masuk dalam penanaman modal yang berkaitan dengan petrochemical, akan kita beri yang namanya tax holiday," ujar dia.
Selama ini, dikatakan Jokowi, defisit neraca perdagangan sebagian besar disebabkan oleh impor petrokimia yang yang besar yaitu nilainya mencapai Rp 317 triliun, sedangkan ekspornya baru mencapai Rp 124 triliun. Sehingga defisitnya sebesar Rp 193 triliun.
Selain itu, pemerintah juga membenahi defisit neraca perdagangan dengan menekan impor minyak dan gas (migas) melalui beberapa program, seperti mandatori biodiesel sebagai campuran BBM solar.
"Nanti tanggal 20-an kita akan launching yang B30. Itu juga akan mengurangi impor minyak. Kemudian juga avtur, yang juga sudah mulai turun drastis karena bisa kita produksi juga di dalam negeri. Gas elpiji nanti terdiversifikasi batubara juga bisa kita potong kurangi lagi, dan akan mengurangi semuanya," ungkap dia.
(dna/dna)