Hal itu diungkapkan saat memberikan laporan kepada Presiden Jokowi di acara Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan.
"Inklusi keuangan targetnya 75% pada 2019. Kami survei 75% ini sudah tercapai, literasi keuangan 35%" kata Wimboh, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami literasi anak-anak SD SMP dengan tabungan. Kami minta dan haruskan, anak SMP dibukakan bukutabungan secara elektronik. ini kerja sama dengan Pemda dan seluruh jasa keuangan," jelas dia.
Bagi masyarakat biasa, dikatakan Wimboh ada beberapa saluran perbankan yang bisa diakses dengan mudah, seperti kredit usaha mikro (KUR), program Mekaar PT PNM (Persero), program kredit usaha mikro (UMi) milik Kementerian Keuangan, hingga Bank Wakaf Mikro (BWM) bagi para santri di tanah air.
"Tentunya ini bukan hal yang mudah untuk kita bisa laksanakan, kami sekali lagi memohon kerja sama semua pemangku kepentingan di daerah, agar sinergi dari sisi tabungan dan pembiayaan. Kami akan berupaya untuk perluas akses dan percepat akses dengan teknologi, sehingga digitalisasi penting," ujar Wimboh.
OJK mencatat, kredit UMKM sudah mencapai 20 persen dari total kredit bank yang sebesar Rp 1.102 triliun. Penyaluran KUR sudah Rp 127,3 triliun dari target Rp 140 triliun di 2019. Program Jaring sudah mencapai Rp 31,9 triliun di sektor perikanan, program laku pandai sudah Rp 8,8 triliun dari 21,6 juta pelajar di 3.500 sekolah.
Sedangkan asuransi mikro sudah tersalurkan ke 25,8 juta dan untuk BWM sudah ada 55 pesantren yang menjadi mitra dengan 24.021 nasabah.
"Ini semua adalah kegiatan yang tidak pernah berhenti, maka semua darah diharapkan bisa sinergi, terima kasih Bank Indonesia, Pemda, kepala dinas dan lain-lain, yang kami harap bisa perluas dan percepat soal tabungan," ungkap dia.
(hek/fdl)