"Soal kereta api, relnya apa bisa kita buat? Saya tanya, ada nggak pabriknya? Nggak ada juga. Relnya terpaksa kita impor juga," kata dia ditemui di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Dia menjelaskan baru sebagian komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri, sebagai contoh Bogie yang merupakan sistem kesatuan roda pada kereta api, kemudian sistem pengkabelan (wiring).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa diperkirakan ke depannya Indonesia bakal membutuhkan lebih banyak rel kereta.
"Sekarang pemerintah bikin proyek kereta api. Bapak boleh cek, industri baja kita ada yang buat rel kereta api nggak? Walaupun kita keperluannya nanti kelihatannya akan besar," jelasnya.
Tak hanya, itu negara lain pun ada yang meminta Indonesia membangun transportasi kereta api di negaranya.
"Tadi saya cerita ada orang minta untuk dibangunkan rel sistem kereta api di Madagaskar. Contoh ini ada project yang ditawarkan. Tapi begitu pengusaha nanya ke saya 'pak relnya gimana?' relnya nggak ada," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa industri nasional masih fokus menggarap baja-baja untuk kebutuhan konstruksi.
"Mungkin ban kereta api kita bisa buat. Nah ini kondisi pabrik kita di dalam negeri memang masih fokus di baja-baja konstruksi. Baja konstruksi pun nggak semua," tambahnya.
(toy/eds)