Tak cuma itu, tol layang terpanjang di Indonesia ini juga dikerjakan di wilayah yang juga tengah ramai pekerjaan konstruksi dua proyek raksasa di Cikampek, yakni kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek. Praktisnya, pengerjaan tol layang ini dikebut di antara dua proyek raksasa dan lalu lintas tol Japek eksisting yang super padat.
Lalu, apa rahasianya pembangunan tol ini bisa dikebut dengan medan yang sulit tadi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mengutip keterangan resmi BPJT, Senin (16/12/2019), teknologi Sosro Bahu menjadi rahasia konstruksi tol Japek layang bisa dikebut di medan yang super padat. Teknologi Sosrobahu merupakan hasil karya anak bangsa bernama Tjokorda Raka Sukawati.
Teknologi Sosrobahu merupakan suatu teknologi yang sangat diperlukan dalam mengatasi kesulitan membangun konstruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Tol Japek layang.
Baca juga: Daftar Lengkap Tarif Tol Jagorawi yang Baru |
Dengan Teknologi Sosrobahu, pembuatan pier head dilakukan sejajar garis jalan sehingga tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan setelah selesai dilakukan pemutaran. Bila memakai teknik konstruksi konvensional, dipastikan sebagian besar lajur jalan akan ditutup dan membuat kemacetan jalan lebih padat.
Penerapan Teknologi Sosrobahu pada Tol Japek layang merupakan penerapan yang kedua kalinya pada konstruksi jalan tol, setelah sebelumnya dilakukan di konstruksi tol Wiyoto-Wiyono pada 27 Juli 1988 silam.
![]() |
Kini, Tol Japek layang telah dapat dilalui pengendara setelah diresmikan Presiden Jokowi pada 12 Desember 2019. Tol Japek layang masih bisa dijajal gratis hingga akhir tahun nanti untuk menunjang libur Natal dan Tahun Baru.
Kehadiran tol yang dioperasikan Jasa Marga ini menjadi pemisah antara arus lalu lintas jarak pendek dengan arus lalin jarak jauh. Nantinya Kendaraan tujuan jarak pendek akan menggunakan Tol Japek di bawahnya, sementara kendaraan tujuan jarak jauh terutama kendaraan Golongan I dapat menggunakan Tol Japek layang.
(eds/zlf)