Senangnya Warga Nunukan, Perbatasan RI-Malaysia Dibangun Jalan

Senangnya Warga Nunukan, Perbatasan RI-Malaysia Dibangun Jalan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 19 Des 2019 14:55 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Warga di perbatasan Indonesia-Malaysia curhat soal kondisi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini masih terkendala infrastruktur jalan yang belum layak.

"Jadi untuk khususnya daerah Krayan yang masih menjadi masalah di daerah kita ini, paling utama adalah infrastruktur jalan," kata Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid di Krayan, Nunukan, Kamis (19/12/2019).

"Karena luas wilayah Krayan sekitar 3.600 km2 dan masih banyak daerah yang terisolir yang tidak terkoneksi antara satu desa dengan desa yang lainnya," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait kondisi kelistrikan juga masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Penerangan jalan di Krayan dan perbatasan terbilang minim. Akses jalan dari Malinau ke Krayan juga belum tembus. Hal ini membuat akses ke Krayan hanya bisa dilalui menggunakan pesawat.

"Kemudian juga yang kedua adalah infrastruktur jalan untuk menembuskan jalan dari Kabupaten Malinau ke kecamatan Krayan," tuturnya.

Jalan Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Kalimantan UtaraJalan Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Kalimantan Utara Foto: Ardan Adhi Chandra


Dengan adanya pembangunan jalan akses perbatasan Long Bawan-Long Midang, masyarakat Krayan bisa merasakan manfaatnya langsung meskipun dirasakan belum maksimal. Ia berharap pembangunan di perbatasan bisa ditingkatkan lagi.

"Alhamdulillah dengan program bapak Jokowi di daerah perbatasan misalnya perhatian pembangunan itu sudah kita rasakan meskipun belum maksimal. Mudah-mudahan harapan kita lebih ditingkatkan lagi sampai semua kebutuhan kita yang ada di Krayan ini juga bisa terpenuhi," ujarnya.


Ketika jalan di perbatasan mulus, maka hasil bumi masyarakat Krayan bisa lebih mudah didistribusikan ke daerah lain.

"Jadi mengangkut hasil sawahnya dari satu desa misalnya ke ibu kota untuk diperjualbelikan itu lebih bisa lebih mudah lagi dan ongkos biaya bisa lebih murah," tuturnya.

Warga Krayan, Markus Titus mengatakan pembangunan di perbatasan belakangan ini baru terasa. Ia menceritakan di 2007 jalan perbatasan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki yang kondisinya licin saat musim hujan. Dengan adanya pembangunan jalan perbatasan, mobilisasi masyarakat bisa lebih mudah.

"Sangat menunjang sekali masalah pembangunan baik masalah pertanian kebutuhan masyarakat seperti ada perkembangan, ada perubahan," kata Markus.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, total jalan perbatasan di Kalimantan Utara mencapai 966,59 km yang terdiri dari paralel perbatasan 614,55 km dan akses perbatasan 352,04 km. Total jalan yang sudah terbuka 966,59 km, belum terbuka 80,08 km, dan relokasi 123,62 km.

Adapun alokasi anggaran untuk proyek ini di tahun anggaran (TA) 2019 sebesar Rp 773,2 miliar.




(ara/eds)

Hide Ads