Selain soal biang kerok impor baja, berita terpopuler lainnya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap radikalisme di Kementerian Keuangan. Penasaran pengin tahu informasi selengkapnya?
Baca 5 berita detikFinance terpopuler berikut ini:
Biang Kerok RI Kebanjiran Baja Impor
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Selain itu dia mengungkapkan penyebab industri hilir, alias industri pengguna baja memilih baja impor ketimbang lokal. Itu disebabkan harga dan kualitas baja impor lebih unggul.
Namun derasnya aliran impor baja di dalam negeri dikhawatirkan bakal mengancam eksistensi industri baja nasional. Perusahaan baja RI disebut bisa mati gara-gara gempuran impor. Benarkah demikian?
Harjanto menjelaskan saat ini industri hulu masih fokus memproduksi baja untuk konstruksi ketimbang untuk mesin. Mau tidak mau baja untuk mesin harus impor.
"Nah ini kondisi pabrik kita di dalam negeri memang masih fokus di baja-baja konstruksi," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Baca selengkapnya di sini: Pak Jokowi, Ini Nih Biang Kerok RI Kebanjiran Baja Impor
Sri Mulyani Ungkap Radikalisme di Kemenkeu
Foto: Menku Sri Mulyani ke Istana (Andhika/detikcom)
|
Isu kebangsaan akan menjadi topik diskusi para tokoh-tokoh ini. Dalam acara ini Sri Mulyani menjadi salah satu pembicara kunci, dia diminta menceritakan peran rasa kebangsaan dalam tubuh Kemenkeu. Dalam ceritanya, dia menyebut bahwa ada hal yang lebih melelahkan dibandingkan mengurus keuangan negara.
Awalnya, Sri Mulyani bercerita bahwa kementeriannya dihinggapi banyak gerakan-gerakan religius yang eksklusif. Pegawai Kemenkeu pun mulai terkotak-kotakan.
Bahkan, dia sempat bercerita sering mendapatkan pesan yang menyebutkan bahwa Kemenkeu mulai dimasuki gerakan radikal keagamaan. Dia menyatakan percakapan antara dia dan bawahannya menjadi kunci untuk memastikan Kemenkeu tetap berbangsa dan terhindar dari gerakan radikalisme.
Percakapan itu dilakukannya lewat sebuah forum rapat pimpinan Kemenkeu. Rapat itu dihadiri eselon I dan II Kemenkeu.
Baca selengkapnya di sini: Ngeri! Sri Mulyani Akui Radikalisme Sudah Masuk Kemenkeu
Trump Dimakzulkan, Sri Mulyani Waspada
Foto:Menkeu Sri Mulyani ke Istana (Andhika/detikcom)
|
Sri Mulyani bilang, AS merupakan negara dengan ekonomi besar di dunia tentu akan memberikan dampak terhadap perekonomian global. Dampak yang akan terjadi pada tingkat kepercayaan pelaku usaha di negeri Paman Sam sendiri.
"Apakah dengan situasi seperti ini masih akan kontinyu sampai dengan pemilihan tahun 2020. Ini akan menimbulkan confident yang melemah dari pelaku ekonomi sehingga mempengaruhi kesehatan ekonomi Amerika, perlu kita waspadai," kata Sri Mulyani di gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Baca selengkapnyaa di sini: Trump Dimakzulkan, Sri Mulyani Waspada Tingkat Tinggi
Utang Pemerintah Tembus Rp 4.814 Triliun
Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah
|
Jika dibandingkan dengan Oktober 2019, utang pemerintah meningkat Rp 58,18 triliun atau 1,21%. Tercatat jumlah utang pemerintah di Oktober 2019 mencapai Rp 4.756,13 triliun.
Mengutip data APBN KiTa, Jakarta, Kamis (19/12/2019), utang pemerintah yang mencapai Rp 4.814,31 triliun terdiri dari pinjaman dan surat berharga negara (SBN). Jika dari pinjaman totalnya pinjaman yang sebesar Rp 770,04 triliun, rinciannya pinjaman dalam negeri sebesar Rp 8,09 triliun, pinjaman luar negeri Rp 761,95 triliun.
Baca selengkapnya di sini: Naik Rp 418 T, Ini Rincian Utang Pemerintah Per November 2019
200 Km Jalan Perbatasan RI-Malaysia Dibangun
Foto: Istimewa/Kementerian PUPR
|
"Iya mungkin kalau 200 km 2 tahun," kata Basuki di Krayan, Nunukan, Kamis (19/12/2019).
Jalan tersebut juga tidak akan teraspal seluruhnya di akhir 2021. Namun, Basuki memastikan bahwa jalan sudah dapat diakses.
"Iya, yang kaya tadi (jalan Long Bawan-Long Midang) toh. Bisa," ujarnya
Basuki mengatakan bahwa ia memprioritaskan pembangunan jalan di perbatasan untuk memudahkan akses warga Krayan. Selama ini, mereka yang ingin ke Tarakan atau Malinau dan daerah lainnya hanya bisa menggunakan pesawat.
"Kenapa kok ini diprioritaskan Malinau dengan Krayan? Karena ini hanya satu aksesnya ke luar sehingga (berpengaruh ke) harga-harga juga," katanya.
Baca selengkapnya di sini: Jokowi Bangun Jalan 200 Km di Perbatasan RI-Malaysia, Buat Apa?
Halaman 2 dari 6