"Ada kesan bahwa kasus ini mencuat untuk mengaburkan hal lain. Pasalnya, kasus Garuda bertepatan dengan terbongkarnya kasus BUMN yang merugi hingga triliunan, seperti Jiwasraya," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/12/2019).
Dia bilang hal ini dapat dilihat dari runut eksploitasi kasus yang baru dilakukan di bulan Desember. Padahal kasusnya sendiri sudah diketahui sejak November. Kemudian isu mengenai 'gundik' yang secara tiba-tiba mencuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dalam kasus ini seharusnya tetap berdasarkan azas praduga tak bersalah sebelum terbukti melakukan kesalahan. Namun yang terjadi, sebelum proses hukum dimulai Kementerian BUMN langsung melakukan pencopotan.
"Di negara hukum seperti Indonesia kita berikan azas praduga tak bersalah dulu sebelum kita cari kesalahan, ada seorang pejabat negara sudah ditetapkan oleh KPK masih menjabat ditangkap ditahan baru dicopot dari jabatannya," tambahnya.
Baca juga: Garuda Cari Rp 12,6 T untuk Bayar Utang |
Irwan mengatakan, melihat polemik tersebut, ada kesan bahwa kasus ini mencuat untuk mengaburkan hal lain. Pasalnya, kasus Garuda bertepatan dengan terbongkarnya kasus BUMN yang merugi hingga triliunan.
"Jadi kasus ini seperti udang di balik batu, digembar gemborkan untuk menutupi kebobrokan lainnya," kata dia.
Dia menambahkan, publik harus belajar untuk memilah informasi yang terlanjur mengalir deras baik di media maupun social media sehingga tidak kehilangan fokus.
"Saya berharap, public menjadi lebih aware terhadap isu yang beredar di era disrupsi media saat ini dan menyikapi dengan objektif setiap permasalahan termasuk permasalahan Garuda. Ada hal-hal yang jauh lebih krusial di tubuh BUMN selain isu Garuda Indonesia ini," terangnya.
Sebelumnya, diketahui Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi), Achmad Haeruman mengecam keras tindakan oknum awak kabin Indonesia yang memanfaatkan permasalahan di Garuda Indonesia untuk kepentingan pribadi atau kelompok, setelah Dirut perusahaan Ari Askhara diberhentikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir.
"Kami mengecam keras kepada oknum-oknum yang muncul untuk memanfaatkan keuntungan dan kesempatan di balik permasalahan yang terjadi pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kami mencurigai adanya indikasi konspirasi terstruktur yang dilakukan oleh oknum tersebut guna memperburuk keadaan dan reputasi perusahaan," kata Achmad Haeruman, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tipu-tipu Moge dan Mobil Mewah Selundupan |
(eds/eds)